Interview: Indra Brasco, Si Pengusaha yang Balik ke Dunia Akting

Minggu, 08 Desember 2019 | 13:40 WIB
Interview: Indra Brasco, Si Pengusaha yang Balik ke Dunia Akting
Indra Brasco [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Iya bisa dibilang begitu. Karena memang secara peran cukup besar dari karakter Minto [karakte di film Jeritan Malam]. Jadi bisa dibilang kembalinya lah ke film.

Ke depan akan fokus akting lagi?

Kayaknya iya karena sudah menemukan nikmatnya gitu. Aku besarnya di dunia ini, seni peran. Begitu dikasih kesempatan dan menurut aku cukup nyaman dan enjoy di film ini, aku sih mungkin akan mulai lah. Karena kerjaan aku juga sudah bisa dikontrol darimana aja. Jadi kenapa nggak, buat kembali ke film.

Punya production house (PH) kenapa nggak bikin film sendiri?

Baca Juga: Interview: Metamorfosa Gaya Bermusik Cinta Laura

Oh nggak, PH ku cuma bikin company profile untuk corporate. Terus bikin dokumentasi sebuah perusahaan yang lagi event. Gitu aja sih.

Tapi ada rencana jadi produser film?

Insya Allah tahun depan sih ada satu partner. Kita akan bikin film yang genre-ya beda. Karena concern aku sama Mona itu ke family, parenting, kita ke depannya ada rencana bikin film itu.

Mona Ratuliu bersama suami dan tiga anaknya. [Instagram]
Mona Ratuliu bersama suami dan tiga anaknya. [Instagram]

Suka duka berbisnis?

Aku sudah hampir 20 tahun di bisnis dari tahun 2000. Naik turunnya cukup lumayan. Dari awal karyawan cuma bertiga, sampai 50 orang, terus karyawannya sedikit lagi. Tapi kalau bicara masalah bisnis, yang paling penting harus siap enak dan nggak enaknya. Jadi nggak untung melulu. Bicara rugi dan nggak enaknya pasti ada. Yang penting fokus dan terus mau mencoba.

Baca Juga: Interview: Mike Lewis Lelaki Paling Bahagia Jadi Tunangan Janisaa Pradja

Kita bener-bener kalau bicara era sekarang yang digital, spead bisnisnya lebih cepat ketimbang dulu. Kalau dulu bisnis bisa tahunan. Kalau sekarang bisa lebih singkat. Harus bisa bikin terobosan baru, pasti akan lebih survive. Aku sempat sekolah lagi tentang digital, sekolah lagi start up. Bahkan ikutan cooding. Temen-temen gue di bawah 30 tahun. Tapi gue yang paling tua. Yah nggak apa-apa, pengen tahu aja apa sih yang dipelajari kaum milineal. Eh ternyata cukup susah ngikutin cooding. Tapi dari situ aku mempelajari kebutuhan mereka. Dengan membuat Co Working Space, bikin office space. Kita juga menyediakan konsultannya juga. Tempatnya kita bikin cozy, milineal dan Instagramable. Kita nggak bisa ikuti speed milineal tapi bisa memfasilitasi mereka tempat buat mereka berbisnis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI