Suara.com - Sosok Imam Darto makin dikenal luas semenjak menjadi host untuk program The Comment di NET TV. Di situ, dia dipasangkan bersama rekannya, Dimas Danang.
Sayangnya, salah satu program unggulan Imam Darto itu kini sudah berhenti tayang. Meskipun begitu, lelaki yang pernah jadi penyiar Prambors ini tidak ambil pusing.
Justru, Imam Darto mengaku job-nya semakin bertambah setelah The Comment bungkus. Satu di antaranya, lelaki 36 tahun ini menjadi penulis skenario untuk film, Pretty Boys.
SUARA.com baru-baru ini berkesempatan mewawancarai Imam Darto. Kami membahas apa sebenarnya yang membuat The Comment setop tayang hingga kesibukan Darto sekarang.
Baca Juga: Di Balik Aksi Nekat Kiky Saputri Roasting Fadli Zon
Mau tahu seperti apa wawancaranya? Simak berikut ini:
Kenapa sih The Comment bisa bungkus?
Kalau dari sisi NET-nya saya nggak bisa komentar. Tapi kalau dari sisi saya pelakunya, bahwa enam tahun itu naik turunnya The Comment luar biasa. Dari tahun ketiga keempat itu sempat turun, terus naik lagi. Ibaratnya kita lagi berlayar ada gelombang gede lewat. Ada tsunami lewat. Jadi ini sudah sekian kalinya, gelombang ini sudah biasa. Jadi kita memutuskan ‘Gimana ya? Ntar kalau kita lanjutin lagi, kemungkinan besar takutnya jenuh juga. Jadi mending disudahi saat masih terkenal.
Kayak di Prambors juga kita (Dimas Danang dan Imam Darto) begitu. Kita berhenti pas di atas sehingga kita gampang loncat ke atas lagi. Alhamdulillah The Comment pas banget momentumnya, bukan lagi jaya-jaya banget, tapi nggak lagi di bawah. Jadi bisa loncat ke atas dengan baik.
Banyak lho yang menyayangkan The Comment berhenti tayang. Tanggapan Anda?
Baca Juga: Interview: Marissa Anita, Antara Aktris dan Jurnalis
Lebih baik begitu. Lebih baik kita dikenal banyak orang sebagai acara legend dibandingkan masih tayang terus tapi penontonnya yang ini apaan sih kok jadi kayak begini. Jadi biarlah kita dikenangnya seperti itu, sebagai acara yang menggebrak acara lainnya buat bikin konsep serupa.
Jadi Anda ya yang memutuskan resign dari The Comment?
Keputusan bareng sih. Jadi kayak gimana nih mau lanjutin nggak, terus gue bilang lebih baik sudahi. Kalau mau bikin yang baru, kita bikin yang baru. Soalnya kita enam tahun kan. Ceriwis aja yang 10 tahun, terakhir-terakhir nggak jelas kan. Jadi lebih baik disudahi begitu saja.
Jadi sekarang sibuk apa?
Saya setelah The Comment usai ada di GTV, Take Me Out. Justru setelah The Comment selesai malah jadwal saya padat sekali. Karena ada project sama TV Digital. Ada platform digital juga yang nawarin buat kerjasama. Setelah Pretty Boys, Tompi juga ngajakin bikin film lagi. Desta juga ngajakin main film lagi.
Kesibukannya sekarang jadi lebih beragam ya?
Iya benar. Apalagi sekarang sibuk production juga yang buat TV digital itu. Alhamdulillah.
Memutuskan buat di belakang layar?
Saya memang dari dulu senang menciptakan sesuatu dan melihat hasilnya. Dan ada kepuasan. Karena bisa menjadi kreator itu saya menikmati itu sejak zaman di radio. Bertahun-tahun dipercaya jadi penulis radio, terus masuk ke televisi bikin serial televisi. Terus dulu sering bikin FTV juga.
Tapi pas masuk ke film, nulis skenario itu dia, film itu sesuatu yang kerja bareng luar biasa. Semuanya itu dari penulis, sutradara, produser sampai ke kru-kru harus satu visi. Kadang penulis bikin bagus tapi sama produsernya ah jangan bikin yang kayak gitu, nggak ada duitnya. Yasudah itu melenceng jauh. Ini semuanya harus sevisi dan sejalan.
Karya skenario film pertama kamu apa?
Yang pertama nulis sendirian itu Pretty Boys. Alhamdulillah optimis sama karya gue yang ini. Puas banget pokoknya.