Sebelum divonis memiliki kepribadian ambang akut, gejala yang dirasakan Ariel Tatum adalah sulit tidur hingga sering alami serangan panik mendadak. Sampai akhirnya dia memutuskan untuk mencari bantuan dari seorang psikolog secara diam-diam.
Semula, keluarganya memang tak tahu. Ariel Tatum takut jika berterus terang malah makin membuat situasi menjadi kacau. Tapi belakangan, dia baru sadar bahwa terbuka dengan keluarga jadi peran penting untuk lepas dari depresi yang bisa berujung percobaan bunuh diri.
"Kemarin ngumpet-ngumpet berobat tapi ternyata keluarga aku sangat support akan hal itu," ujar Ariel.
Depresi yang dialami Ariel Tatum merupakan dampak dari body shaming atau ejekan negatif mengenai bentuk fisiknya secara terus menerus. Bahkan, praktik bully itu terjadi sejak dia masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Baca Juga: Lipsus Artis: Mereka yang Melawan Penyakit Mematikan
"Dulu dibilang kurus banget. Terus pas SMA kan puber jadi lebih berisi, dibilang, 'Ih kayak emak-emak'. Salah gue dimana sih?," katanya.
Belum lagi, tekanan yang didapat di industri hiburan cukup tinggi. Jadwal padat hingga popularitas begitu mempengaruhi kondisi mental Ariel Tatum.
Ariel Tatum menyarankan jika sadar ada yang tak beres di dalam diri cepat-cepat berkonsultasi dengan ahlinya. Jangan sampai depresi berujung pada percobaan bunuh diri.
"Jadi yang mau aku tekankan lebih ke 'Ayo kita semua pasti punya luka yang belum selesai, jadi ayok diselesaiin," katanya.
Banyak tuntutan
Baca Juga: Liputan Khusus: Relakah YouTuber Diusik?
Psikolog Intan Erlita mengatakan beberapa artis yang akhirnya memutuskan mengakhiri hidup karena tuntutan profesi. Figur publik pasti ingin terlihat sempurna.
"Kalau artis itu dia banyak tuntutan, jadi mereka dituntut pihak manajemennya untuk tampil sempurna. Kedua fans-fans mereka juga mengharapkan kesempurnaan. Jadi seolah-olah dia itu sosok yang sempurna nggak boleh ada celah," kata Intan Erlita kepada SUARA.com.
Intan melanjutkan, ketika ada kesalahan di mata masyarakat, khususnya penggemar, pintu masuk seorang artis alami depresi begitu terbuka lebar.
Presenter acara Healthy Talk ini mengatakan, tak jarang sorotan kamera membuat para artis tidak bisa menjadi diri mereka sendiri. Padahal mereka hanya manusia biasa seperti yang lainnya, tak luput dari kesalahan. Hingga akhirnya mereka mendendam dan tertekan.
"Di satu sisi mereka harus sempurna tapi satu sisi mereka juga hanya manusia biasa yang tidak punya kesempurnaan. Mereka ada kalanya capek dengan atribut keartisan itu," katanya.