Suara.com - Penyakit kanker tak pandang bulu, siapapun bisa diserangnya. Lelaki maupun perempuan harus tetap waspada.
Kanker pun tak kenal usia. Bahkan, status sosial tak jadi jaminan bisa terhindar dari penyakit mematikan itu.
Olga Syahputra dan Julia Perez merupakan bukti nyata bahwa kanker tak memandang ketika hendak menyerang. Kedua artis tersebut telah pergi ke pangkuan Ilahi setelah berjuang melawan kanker.
Belakangan ini, perhatian publik juga tertuju pada perjuangan artis senior Ria Irawan melawan kanker getah bening stadium 3. Sempat dinyatakan sembuh, dia kembali lemah dan jalani perawatan pada Agustus lalu.
Baca Juga: Liputan Khusus: Relakah YouTuber Diusik?
Dua minggu dirawat di RSCM, Ria Irawan akhirnya diperbolehkan pulang. Namun, dia tetap wajib jalani pengobatan.
Selain Ria Irawan, ada sederet artis lainnya yang juga masih atau sudah melawan penyakit mematikan itu. Mereka adalah Titiek Puspa, Aldi Taher, dan Cinta Penelope.
SUARA.com dalam liputan khusus kali ini berhasil mewawancarai mereka secara eksklusif ihwal kisah dan perjuangan melawan kanker.
Penasaran seperti apa kisahnya? Simak berikut ini:
Dimulai dari Titiek Puspa. Klik halaman selanjutnya.
Baca Juga: Liputan Khusus: Bau Ikan Asin Menyengat, Artis Terpikat
1. Titiek Puspa
Pada 2012 silam penyanyi senior Titiek Puspa pernah mengidap penyakit kanker serviks stadium sedang.
Pelantun lagu Menabung ini mengisahkan perjuangannya melawan penyakit kanker hingga dinyatakan sembuh. Tak hanya berobat menggunakan tenaga medis, Titiek Puspa juga mencoba pengobatan non-medis.
Segala cara dicoba Titiek Puspa demi kesembuhannya. Tak disangka-sangka pengobatan non-medis itu rupanya memberikan harapan baru bagi kehidupannya.
"Aku sembuhnya dari meditasi," kata Titiek Puspa kepada SUARA.com.
Sembuh menggunakan pengobatan alternatif bukan berarti dia tak percaya kepada pengobatan medis. Titiek justru lebih dulu mempercayakan tenaga ahli ketika mengetahui dirinya terkena kanker serviks.
Selama 2,5 bulan, Titiek Puspa tinggal di Singapura untuk melakukan pengobatan. Dia bahkan telah melakukan kemo terapi sebanyak 3 kali. Sayangnya penyakit kanker itu semakin menggerogoti kesehatannya.
"Saya itu udah kena kanker stadium 1 terus ke Singapura 2,5 bulan hampir stadium 3, malah naik, jadi kata dokter dikemo. Saya udah kemo 3 kali," ujarnya.
Di Singapura, Titiek Puspa mulai putus asa karena tak kuat menahan rasa sakit. Dia pun bergelut dengan batinnya, mempertanyakan hidupnya kepada Tuhan.
"Saya komplain sama Tuhan," ucap dia.
"Tuhan kalau memang kayak gini, saya ambil saja, karena saya kesakitan sekali. Saya nggak kuat. Tuhan mau taruh di mana (surga atau neraka) terserah, pokoknya saya udah nggak kuat, ambil aja. Tapi kalau saya masih harus ada di dunia kasih saya isyarat," katanya lagi.
Tak lama setelah berdoa kepada Tuhan, Titiek Puspa memutuskan untuk kembali ke Jakarta tanpa mempunyai rencana apapun. Anaknya bahkan terkejut ketika ia memaksa pulang.
"Begitu abis komplain, kira-kira setengah jam, saya terus minta anak beli tiket 'Besok mama mau ke Jakarta early in the morning'. Pas udah di pesawat anak nanya, 'mamah mau ngapain di jakarta?' nggak ngerti aku bilang," katanya.
Dalam perjalan pulang dari bandara Soekarno Hatta menuju rumah. Tiba-tiba anaknya bercerita mengenai seorang teman yang sembuh dari penyakit stroke parah hanya dengan meditasi.
Mendengar hal itu Titiek Puspa langsung mendaftarkan dirinya dan mencoba meditasi selama 13 hari berturut-turut.
"Besoknya saya diajarin di sana. Duduk diam di kursi sambil lidah dilipat. Terus nafas biasa aja selama 1 jam. Itu satu hari lima jam (semedi) mau jam berapa aja terserah pokoknya 5 jam. Nah itu selama 13 hari sembuh dibilang," katanya.
Merasa tak percaya dengan vonis sembuh, Titiek kembali ke Singapura menemui dokter yang merawatnya dulu untuk memastikan penyakitnya itu.
Rupanya Tuhan telah menjawab doa Titiek Puspa. Dia dinyatakan sembuh dari penyakit kanker serviks oleh dokter.
"Setelah saya sembuh dari meditasi aku kan ke Singapura lagi, saya periksa lagi. Dokternya sampai kaget "What happened?" gitu. Karena bersih sama sekali. Itu periksanya bukan cuma sekali, satu setengah tahun. Setiap 3 bulan datang kesana (Singapura)," ujarnya menuturkan.
Dia pun berpesan kepada orang yang menderita penyakit kanker untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, meminta petunjuk dan berdoa agar dapat diberikan kesembuhan.
"Kebetulan saya dari kecil ngobrol sama Tuhan. Tanya aja sama Tuhan, ngobrol sama Tuhan. Karena ini perang melawan diri sendiri," katanya.
Selanjutnya ada kisah dari Cinta Penelope. Klik halaman selanjutnya.
2. Cinta Penelope
Artis Cinta Penelope blak-blakan mengenai penyakit kanker serviks yang dideritanya. Semua berawal saat perempuan 35 tahun itu mendadak sering mual tanpa sebab.
"Mulainya aku nggak tahu pasti, karena ku tahunya telat kan, tahu pas sudah stadium kan. Kanker itu kan susah dideteksi. Pas aku rasa sudah mual, hidung berdarah, badan nggak enak. Di situ check up sampai empat dokter aku baru percaya kalau kanker," ujar Cinta Penelope kepada SUARA.com.
"Sebenernya dokter di Malaysia, dia bilang kemungkinan kanker. Dia minta dibiopsi kan. Itu bulan Januari apa Februari gitu. Aku belum yakin karena pas periksa di Jakarta nggak apa-apa. Karena jarak periksanya itu cuma dua mingguan dari Jakarta. Sampai akhirnya Aku berangkat ke Turki. Itu mendadak lumpuh, nggak bisa jalan. Pokoknya setelahnya pas tahu kalau aku beneran kanker," katanya lagi.
Namun alih-alih bersedih, Cinta justru mencoba menguatkan diri. Dia bilang sudah sering menderita penyakitmematikan.
"Karena orang sehat bisa meninggal. Aku nggak sejauh itu berpikir. Karena aku ini divonis mati buat ketiga kalinya. Dulu aku pernah ginjal. Kedua, aku hipokalemia. Jadi kayak sudah capek divonis begitu," kata Cinta Penelope.
Si pelantun Keong Racun ini tetap mengupayakan agar bisa sembuh. Cinta mencoba berbagai cara meskipun sudah menggelontorkan banyak biaya.
"Itu suntik stem cell sama minum saffron aja. Itu steam cel dari Jerman. Pokoknya aku pertama suntik itu Rp 800 juta. Keduanya Rp 600 juta. Itu sebulan sekali. Suntiknya di Singapura di RS Mount Elizabeth Singapura. Kalau stem cell perbulan. Kalau saffron itu aku setiap hari. Dan itu malah sekilonya bisa sampai Rp 170 juta," katanya.
Usaha pemain sinetron itu membuahkan hasil. Kini, penyakit kankernya pun turun menjadi stadium 2 dari stadium 3.
"Dari awal aku bilang ke dokter aku yang di Singapura kalau nggak mau diterapi tapi mau diobati. Kalau kemo kan mematikan sel kanker tapi bisa mematikan saraf lainnya, dokter aku tidak mengizinkan. Jadi dites semuanya, sekarang sudah delapan kali stem cell," ujar Cinta.
"Tapi ada perbaikan dari stadium tiga sekarang sudah turun. Kondisi juga nggak pernah dirawat lama, fisiknya agak kuat tapi agak lupaan iya, suara agak ngambang juga. Cuma tetap membaik," kata dia lagi.
Yang pasti dia bersyukur ditengah perjuangan kini, keluarganya tetap memberikan dukungan moril hingga membuat Cinta Penelope selalu berpikiran positif.
"Penyakit ini obatnya cuma satu sih, mindsetnya diubah. Penyakit itu kan dari Allah, kita tinggal ikhtiar saja. Berpikir positif aja. Aku pikir alhamdulillah kalau aku meninggal karena ini, karena diberi kesempatan buat berdoa dulu. Kalau kecelakaan kan tidak. Aku ambil sisi positifnya," katanya.
Terlepas dari itu, mantan istri Dony Hermawan ini mengatakansudah menyiapkan surat wasiat. Cinta Penelope berjaga-jaga takut mendadak meninggal dunia.
"Iya sudah. Suratnya di pengacara aku. Cuma semua temen-temen tim produksi sudah tau masalah suratnya. Sekarang kan aku emang lagi bikin film. Aku cari kesibukan supaya nggak berpikiran buruk. Aku pengen kreatif. Akhirnya aku bikin film tanpa investor dan sponsor. Sekarang udah masuk tahap editing, Insya Allah tayang tahun depan. Saya sih berharap bisa datang premiere," kata Cinta Penelope.
"Karena menurut penyakit ini nggak lama. Kita nggak tahu. Aku cuma ikhtiar. Ini cita-cita aku pengen jadi produser. Bismillah aja bisa sampai premiere. Kalau nggak pun aku sudah bikin surat kok. Kayak aku pingin bikin musholla dari hasil film itu," ujarnya lagi.
Terakhir ada cerita dari Aldi Taher. Klik halaman selanjutnya.
3. Aldi Taher
Pada Agustus 2016 silam, pesinetron Aldi Taher divonis mengidap kanker kelenjar getah bening. Saat pertama kali divonis, mantan suami Dewi Perssik itu pun meratapi nasibnya.
"Awal tahu 2016 dari hasil biopsi leher, kaget, nggak nyangka, langsung meratapi, sedih campur aduk semua, tapi Bismillahirohmanirohim minta kesembuhan kepada Allah, bangkit dan lawan kanker dengan ikhtiar berobat ke dokter," kata Aldi Taher kepada SUARA.com.
Laki-laki berusia 35 tahun itu pun menyebut saat itu adalah saat yang berat baginya dan mengira ia akan segera mati. Namun, dukungan keluarga membantunya bangkit hingga enam kali kemoterapi.
"Ya awalnya ngira bakal cepet mati tapi, Allah yang menguatkan. Alhamdulillah keluarga sangat mendukung dan support kemoterapi sampai 6 kali," katanya.
Aldi mengaku hanya menempuh pengobatan medis. Ia menyarankan survivor kanker lain mengikuti anjuran dokter, bukan alternatif.
"Caranya (sembuh) berdoa minta kesembuhan kepada Allah dan ikhtiar ke dokter berobat medis, kemotarapi, sakit bisul kalau pecah aja ke dokter biar nggak insfeksi, kanker juga dong ke dokter. Alternatif artinya second choice, alternatifnya banyakin minum air putih sama madu," ujarnya menuturkan.
Usai jalani kemoterapi sejak Agustus 2016, Aldi Taher divonis bebas kanker pada 2017 silam. Namun, ia belum sepenuhnya aman. Vonis bebas kanker dengan status aman baru akan diberikan dokter jika 5 tahun sejak terakhir kemoterapi tak ada tanda-tanda drop dan penyebaran sel kanker.
Aldi pun masih rutin jalani CT scan hingga kini. Sebab pada 2021 nanti akan jadi tahun penentu vonisnya.
"Banyak perubahan gaya hidup yang utama jadi bersyukur kepada Allah diberi kesembuhan dan semuanya, akhirnya menjaga istirahat, olahraga dan menyenangkan banyak orang, dan Insyaallah syiar," kata Aldi Taher.
Tak dipungkiri, sahabat Ria Irawan itu mengaku lebih religius sejak berjuang lawan kanker. Dia juga berpesan pada pejuang kanker lainnya untuk terus mendekatkan diri pada Tuhan.
"Berdoa kepada Allah, salat, baca Alquran dan terus ikhtiar berobat ke dokter, semangat, tersenyum, dan selalu Aldi doakan semua sehat," ujarnya.
"Berdoa kepada Allah, minta diberikan kesehatan dan ikhtiar terus berobat ke dokter rumah sakit bukan yang lain (alternatif)," kata Aldi lagi.
Reporter: Evi Ariska, Sumarni, Yuliani
Editor: Yazir Farouk