Interview: Mengenal Tanta Ginting Sebagai Anak Band

Minggu, 13 Oktober 2019 | 09:00 WIB
Interview: Mengenal Tanta Ginting Sebagai Anak Band
Tanta Ginting [Suara.com/Revi C Rantung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak banyak yang tahu, sebelum aktif sebagai pemain film, Tanta Ginting mengawali karier di dunia entertainment dengan bergabung bersama band Fourwall pada 2008. Sayangnya, band beraliran pop rock itu tak bertahan lama.

Setelah itu, suami Denalta Eunike ini mulai mencoba terjun ke dunia akting dan melepas harapan karier bermusiknya dengan mengikuti beberapa teater musikal dan membintangi film. Beberapa film ternama pun sudah dibintanginya, mulai dari Alif Lam Mim, Surga yang Tak Diragukan, 3 Dara, hingga yang terbaru, Gundala.

Tanta Ginting saat ditemui di peluncuran teaser dan poster film 3 Dara, Jakarta Pusat, Senin (24/9/2018). [Wahyu Tri Laksono/Suara.com]
Tanta Ginting saat ditemui di peluncuran teaser dan poster film 3 Dara, Jakarta Pusat, Senin (24/9/2018). [Wahyu Tri Laksono/Suara.com]

10 tahun menidurkan hasrat bermusik, kini, Tanta Ginting kembali bermusik dengan bergabung bersama band Arah, pada pertengahan 2018. Bermusik dan berakting pun kini ia lakoni keduanya.

Mau tahu lebih lengkap tentang perjalanan karier Tanta Ginting di dunia musik? Simak wawancaranya bersama Suara.com:

Baca Juga: Interview: Gilbert Marciano, Artis ABG yang Kini Jadi Advokat

Jadi karier di panggung hiburan berawal dari musik?

Ya. 2008 pertama kali gue pulang ke Indonesia (dari Amerika) itu gue ngeband, dari Amrik itu gue bawa band gue ke Indo rencananya, cuma 2008 musik lagi hits Melayu, musik kayak gini nggak laku. Dan itu yang terjadi sama gue, gue mencoba sekeras-kerasnya sampai di titik gue nggak bisa hidup di musik.

Waktu itu nggak coba alih genre jadi musik melayu?

Gue yang pop rock tiba-tiba disuruh jadi Melayu gue nggak mau, bukannya sok idealis tapi gue nggak di situ. Untungnya gue ada kesempatan bergabung di teater musikal. Dari musikal Laskar Pelangi terus ke film dan ternyata ada kesempatan lagi sama (band barunya) Arah di Visinema Musik. Gue sekarang mencoba memberi yang terbaik di Arah.

Bagaimana ceritanya bisa gabung ke Arah?

Baca Juga: Interview: Siva Aprilia yang Kadung Ditempel Imej Seksi

Pertengahan tahun lalu (2018) kita sempet berkecimpung di satu proyek, kita ketemu. Kalau Roy (vokal) sama Hanum (drum dan backing vocal) lumayan kenal lama. Kita semua ada hubungannya sama Visinema. Hanum kenal sama Angga (Angga Dwimas Sasongko), Gilbert (bass dan backing vocal) pernah isi soundtrack filkop 1. Kita ngobrol-ngobrol, waktu itu udah ada visinema musik coba buat mengembangkan, kita digabungin. Kita berpikir coba dulu aja kendala nggak, kita sering ngejam bareng, ditemui sama music director.

Band Arah [Suara.com/Revi C Rantung]
Band Arah [Suara.com/Revi C Rantung]

Berarti semua personel nyanyi ya di band Arah?

Gue sempet kepikiran, waktu itu Angga nanya 'lo mau serius nggak di Arah biar kita sign' yang bikin gue tertarik saat dia bilang semua bisa nyanyi, gue mau bikin kita semua nyanyi. Nah itu yang kayak 'wah belum ada band gini' paling banter satu dua band, ini kayak the Beatles, itu yang buat gue tertarik banget. Konsep baru dan menurut gue fresh dan entertaining.

Takut dibilang aji mumpung dan dongkrak popularitas juga nggak?

Nggak, kita awalnya dari hobi, lalu visinema melirik dan liat potensi lebih jauh kenapa nggak. Yang bikin seniman jadi seniman ya dia harus berkarya, nggak cuma ngejalanin karya orang lain. Gue aktor, suka, tapi gue create karakter. Saat gue nggak bisa create karakter tiap hari, gue pasti akan kembali bermusik karena di situ gue create sesuatu lagi.

Di bawah Visinema Musik berarti ini band komersil pertama?

Band gue dulu udah pernah masuk ke radio tapi indie belum ada label. Sempet main di java rockin land 2011, tapi nggak bisa ke komersil, saat itu yang menjual melayu. Ini kalau dibilang komersil pertama boleh lah.

Arah band genrenya apa sih?

Gue nggak mau melabel apa-apa, punya genre favorit sendiri-sendiri akhirnya kita bikin ini, dari music director melabelnya sebagai power pop, entah apa itu artinya. Mungkin pop rock. Kita sih terima aja, kita ngomongnya pop rock alternatif lah karena ada yang ballad, up beat, ada rocknya tapi masih dalam warna musik yang sama.

Udah ada berapa single atau album?

Kita baru ada dua single. Pertama Telepati, ini single kedua Awal dan Akhir jadi soundtrack film NKCTHI.

Jadi sekarang lebih nyaman ngeband atau main film?

Nggak ada nyaman-nyaman, semua tantangan yang berat, kalau musik kita berkreasi, membuat sesuatu yang bisa diterima orang. Inti dari sebuah karya ya berkarya. Produksi film kan nggak selalu ada. Produksi film paling sebulan dua bulan. Jadi kayak kemaren aku sempet 4 bulan nggak kerja, itu stres untuk seorang seniman, bukannya karena nggak dapet duit, tapi nggak berkarya itu sulit banget.

Nggak condong ke satu sisi?

Kalau akting, di sela akting aku bawa gitar, aku main sendiri atau nyanyi bareng. Jadi dua-duanya ngomongin rasa, orang dari luar liatnya beda, yang satu musik yang satu akting, tapi kalau ditilik dalemnya dua-duanya kita omongin mengulik rasa. Jadi kalau sebagai seniman kita liatnya sama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI