Suara.com - Tak banyak yang tahu, sebelum aktif sebagai pemain film, Tanta Ginting mengawali karier di dunia entertainment dengan bergabung bersama band Fourwall pada 2008. Sayangnya, band beraliran pop rock itu tak bertahan lama.
Setelah itu, suami Denalta Eunike ini mulai mencoba terjun ke dunia akting dan melepas harapan karier bermusiknya dengan mengikuti beberapa teater musikal dan membintangi film. Beberapa film ternama pun sudah dibintanginya, mulai dari Alif Lam Mim, Surga yang Tak Diragukan, 3 Dara, hingga yang terbaru, Gundala.
10 tahun menidurkan hasrat bermusik, kini, Tanta Ginting kembali bermusik dengan bergabung bersama band Arah, pada pertengahan 2018. Bermusik dan berakting pun kini ia lakoni keduanya.
Mau tahu lebih lengkap tentang perjalanan karier Tanta Ginting di dunia musik? Simak wawancaranya bersama Suara.com:
Baca Juga: Interview: Gilbert Marciano, Artis ABG yang Kini Jadi Advokat
Jadi karier di panggung hiburan berawal dari musik?
Ya. 2008 pertama kali gue pulang ke Indonesia (dari Amerika) itu gue ngeband, dari Amrik itu gue bawa band gue ke Indo rencananya, cuma 2008 musik lagi hits Melayu, musik kayak gini nggak laku. Dan itu yang terjadi sama gue, gue mencoba sekeras-kerasnya sampai di titik gue nggak bisa hidup di musik.
Waktu itu nggak coba alih genre jadi musik melayu?
Gue yang pop rock tiba-tiba disuruh jadi Melayu gue nggak mau, bukannya sok idealis tapi gue nggak di situ. Untungnya gue ada kesempatan bergabung di teater musikal. Dari musikal Laskar Pelangi terus ke film dan ternyata ada kesempatan lagi sama (band barunya) Arah di Visinema Musik. Gue sekarang mencoba memberi yang terbaik di Arah.
Bagaimana ceritanya bisa gabung ke Arah?
Baca Juga: Interview: Siva Aprilia yang Kadung Ditempel Imej Seksi
Pertengahan tahun lalu (2018) kita sempet berkecimpung di satu proyek, kita ketemu. Kalau Roy (vokal) sama Hanum (drum dan backing vocal) lumayan kenal lama. Kita semua ada hubungannya sama Visinema. Hanum kenal sama Angga (Angga Dwimas Sasongko), Gilbert (bass dan backing vocal) pernah isi soundtrack filkop 1. Kita ngobrol-ngobrol, waktu itu udah ada visinema musik coba buat mengembangkan, kita digabungin. Kita berpikir coba dulu aja kendala nggak, kita sering ngejam bareng, ditemui sama music director.