Suara.com - Starvision Plus memproduksi film horor terbarunya berjudul Lampor Keranda Terbang. Film ini akan tayang di bioskop Indonesia pada 31 Oktober mendatang.
Produser Chand Parwez Servia mengatakan, film ini diangkat dari kisah nyata sang sutradara Guntur Soeharjanto. Dia tertarik dengan cerita ini karena terdapat fenomena sosial yang dialami langsung oleh warga Temanggung, Jawa Tengah.
"Mas Guntur cerita tentang pengalaman masa kecilnya di Temanggung. Ada korban yang hilang dan jadi orang linglung. Ada hal-hal nyata, kejadian yang perlu diketahui," kata Chand Parwez Servia saat konferensi pers di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (3/10/2019).
Chand--sapaan akrabnya-- mengaku ingin memproduksi film horor yang berbeda dari sebelumnya. Hingga pada akhirnya, film Lampor Keranda Terbang ini menjadi satu terobosan baru dengan menampilkan kearifan lokal.
Baca Juga: Main Film Horor, Luna Maya Belum Dapat Pengalaman Mistis
"Saya membuat horor yang beda, kearifan lokal. Selama ini teror tidak jelas dan tidak ada logikanya," katanya.
Menariknya lagi, saat melakukan riset Starvision Plus menemui korban Lampor secara langsung. Meski mengakui kesulitan mendapatkan informasi dari para korban tersebut, namun keberadaan mereka menjadi saksi hidup kisah Lambor Keranda Terbang.
"Yang paling menyulitkan mewawancarai korban Lampor, nggak banyak yang mau bicara, cenderung merahasiakannya. Ini bukan hisapan jempol," ujarnya.
Film Lampor Keranda Terbang mengisahkan tentang Edwin (Dion Wiyoko) dan Netta (Adinia Wirasti) yang memutuskan kembali ke kampung halaman mereka, di Temanggung, Jawa Tengah. Namun setibanya di Temanggung, mereka justru diteror oleh setan Lampor.
Baca Juga: Kisah Horor KKN Desa Penari Dirilis 2020
Lampor sendiri merupakan mitos yang sangat terkenal di Jawa Timur. Beberapa masyarakat di sana masih percaya keberadaan setan Lampor.