Suara.com - Sejumlah musisi akan terlibat dalam konser Musik untuk Republik. Namun sayangnya, konser ini mendapat banyak cemoohan dari masyarakat.
Konser Musik untuk Republik sendiri akan digelar pada 18, 19 dan 20 Oktober 2019 di Bumi Perkemahan Cibubur. Konser ini dimeriahkan sejumlah musisi terkenal seperti Slank, BIP, Glenn Fredly, God Bless, KLa Project, Edane, NTRL, Gugun Blues Shelter, Iwa K, PAS Band, /rif, Steven & Coconut Treez, dll.
Sebelum menggelar konser sejumlah musisi yang ikut terlibat sempat sowan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istanan Negara, Jakarta.
Tapi rupanya, gara-gara pertemuan dengan Presiden Jokowi, konser Musik untuk Republik bersama sejumlah musisi mendapat hujatan dari masyarakat. Sebagian masyarakat yang menghujat menilai konser tersebut tidak memiliki empati karena digelar di saat kondisi negara tengah mengalami banyak masalah.
Baca Juga: Jadi Bintang Tamu di Konser Rossa, Nagita Slavina Tidak Bisa Tidur
Bahkan beberapa orang politisi pun mengkritisi Konser Musik untuk Repbulik ini. Salah satunya politisi dari Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
"Konser dalam kondisi negara memprihantinkan. Aku mau bilang, hei msusi, otak kau di mana? Jangan sesatkan Presiden," tulis Ferdinand di Instagram.
Unggahan Ferdinand Hutahaean kemudian diunggah ulang oleh Sandy Pas Band. Sandy tak terima disebut musisi tak punya otak. Karena menurut drummer Pas Band ini, negara rusuh karena masyarakat menolak sejumlah RUU yang dibuat oleh DPR.
"Politisi amatiran ya cuma bisa Komen amatir urusan orang, @ferdinand_hutahaean. Yang bikin rusuh ya situ sama teman-teman di DPR. Kok yang nggak becus bikin undang-undang dan bikin orang jadi rusuh malah nyalahin orang lain! Kami musisi cuma pengin Indonesia bersatu. Itu saja," tulis Sandy Pas Band.
Namun pernyataan Sandy Pas pun menuai pro kontra dari warganet. Ada yang setuju, namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengan drummer bergaya nyentrik itu.
Baca Juga: Ditinggal Gitaris, Nano Band Bertahan dengan Kamu
Seorang warganet misalnya, mengaku menyayangkan Sandy bersama kawan-kawan musisi menggelar konser di saat Indonesia dilanda banyak konflik dan masalah.