Suara.com - Kemampuan berkolaborasi dan bekerja sama menjadi aspek yang penting dalam penilaian Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2019.
Juri teater FLS2N jenjang SMK, Rita Matu Mona mengatakan, pemain harus terlihat kompak saat pertunjukan. Kemampuan bekerja sama di dunia teater berdampak pada kehidupan di luar panggung, termasuk budaya toleransi.
"Di teater, mereka harus bekerja sama. Itu penting untuk pembentukan karakter siswa," ujarnya, di Auditorium RRI Lampung, Selasa (17/9/2019).
Rita yang memiliki latar belakang Teater Koma itu menuturkan, teater mengajarkan dirinya tentang menjalin hubungan dengan orang lain, karena prinsip kerja teater adalah teamwork atau kerja tim.
Baca Juga: Sekitar 1500 Siswa dari 34 Provinsi Ikut Festival FLS2N Kemendikbud
"Ketika kita bekerja sama, ego kita harus ditekan. Kita tidak boleh menjadi bintang sendiri, tapi lawan main kita, atau grup kita juga menjadi bintang bersama, saling mendukung," tutur perempuan yang sudah ikut dalam 150 naskah teater itu.
"Ketika kita lagi berlatih, misalnya lawan main yang antagonis terlalu emosional, lalu kita berdiskusi. Itu mengajarkan kita secara psikologis, sehingga ketika kita bekerja sama dengan orang lain, maka kita harus bisa menekan ego supaya orang lain juga muncul," ujarnya.
Rita menjadi juri Teater di FLS2N sejak tahun lalu. Menurutnya, perkembangan teater SMK cukup signifikan, dengan potensinya masing-masing.
"Terjadi perkembangan yang tidak saya duga. Itu sangat menggembirakan. Kebetulan saya di Dewan Kesenian Jakarta dan berada di Komite Teater. Perkembangan teater di generasi muda dan dunia profesional itu penting untuk saya ketahui. Saya sebenarnya cukup berbunga-bunga, tapi tidak mau saya perlihatkan," tuturnya sambil tertawa.
Dalam ajang FLS2N jenjang SMK, peserta bidang lomba teater harus mengambil gagasan atau ide cerita yang berlatar belakang budaya, mitologi, atau dongeng dari daerah asal masing-masing. Mereka harus bisa mengambil inspirasi dari lokalitas yang dimiliki daerahnya, sekaligus mengedukasi generasi muda, agar mencintai budaya dan keseniannya sendiri.
Baca Juga: Kemendikbud Selenggarakan Lomba Seni Siswa di Lampung
"Mereka harus meng-create lagi, ada penciptaan di dalam hal ini. Walaupun berlatar belakang budaya masing-masing, tetap harus di-create ulang dengan pendekatan masa kini," tambahnya.