Suara.com - Studio Shoh Entertainment (SSE), studio animasi kreatif asal Korea Selatan yang diluncurkan pada Maret 2019,
mengembangkan konten animasinya sebagai tontonan segar bagi anak-anak Indonesia.
Konten tersebut, di antaranya Hello Jadoo dari ATOONZ, Mini Force dari SAMG Animation, Go Go Dino dari Lotta Animation dan Mogozzi Studio, Carrie and Friends dari Carrie Soft Co. Ltd, dan FrienZoo dari Grafizix.co.
SSE menggunakan lima konten ini sebagai proyek awalan sebelum memproduksi konten animasi karya animator
Indonesia.
"Tujuan kami membuat IP (intellectual property) sendiri, yaitu Indonesia untuk IP pasar dunia dari studio kami lalu
kami melakukan bisnis untuk pasar Indonesia dan dunia,” kata Seung Hyun Oh saat ditemui di kawasan Senayan,
beberapa waktu yang lalu.
Baca Juga: Web Series Animasi Nussa Akan Diangkat ke Layar Lebar
Ragam pekerjaan dilakukan di studio ini, dari penyelesaian 2D animation, 3D animation, hingga live action film,
seperti pengembangan karakter, efek visual, produksi, pengarahan, hingga post-production. SSE juga mengembangkan
bisnis untuk memberikan lisensi pada distribusi konten dan merchandising.
Tes pasar telah dilakukan melalui penayangan di televisi, salah satunya animasi Hello Jadoo di sebuah stasiun
televisi swasta. Namun, karena berbenturan dengan regulasi baru dari stasiun TV tersebut, Hello Jadoo kini masih
mencari medium lain untuk dapat tayang di Indonesia.
"Hello Jadoo ada di SCTV, dengan share-nya cukup tinggi pernah mencapai delapan. Acaranya pagi pukul 07.30. Hanya
karena kebijakan SCTV mengganti dengan film televisi, akhirnya turun. Jam pagi itu saingannya RCTI dan SCTV,”
kata Rina Novita, CEO PT Digital Network Aesthetic (DNA).
Saat ini mereka tengah membidik strategi untuk bisa membuat karakter yang disenangi anak-anak. Seperti mengambil tema persahabatan yang sempat dilakukan oleh Rina dalam serial Upin & Ipin.
"Memang yang harus dipikirkan bagaimana local engagement. Ini yang sedang kita pikirkan supaya anak-anak jadi bisa mencintai, karakter dicintai anak Indonesia, memang butuh pendalaman,” kata Rina.
Baca Juga: Serial Animasi Kiko Difilmkan dan Dirilis dalam Format DVD
Nantinya serial ini akan menggunakan dubber Indonesia untuk alih bahasa. Berbeda dengan serial Upin & Ipin yang
menggunakan subtitle karena bahasa Malaysia dan Indonesia masih sama-sama dari rumpun Melayu.