Liputan Khusus: Relakah YouTuber Diusik?

Yazir Farouk Suara.Com
Senin, 02 September 2019 | 07:25 WIB
Liputan Khusus: Relakah YouTuber Diusik?
Ilustrasi [Suara.com/Iqbal Arif]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ada yang diperjuangkan KPI

Berbeda dengan Eka Gustiwana, dua YouTuber ini justru setuju jika KPI mengawasi konten digital. Mereka adalah Ria Ricis dan Tasya Farasya.

Ricis berpendapat YouTube memberikan ruang kebebasan berekspresi yang sangat luas. Sehingga menurut dia, perlu ada filter agar konten yang disajikan layak ditonton, khususnya untuk anak-anak.

"Ada yang nggak layak tonton anak, ada prilaku-prilaku yang menyimpang, jadi takutnya dicontoh yang nggak-nggak," kata Ricis kepada SUARA.com.

Baca Juga: Liputan Khusus: Bau Ikan Asin Menyengat, Artis Terpikat

Apakah pengawasan KPI sama saja membatasi kreativitas, Ricis menolak anggapan itu. Meskipun dia juga sadar bahwa kontennya selama ini aman-aman saja untuk anak-anak.

Ria Ricis saat dijumpai di kawasan Epicentrum, Jakarta Selatan pada Selasa (30/7/2019). [Revi Cofans Rantung/Suara.com]
Ria Ricis saat dijumpai di kawasan Epicentrum, Jakarta Selatan pada Selasa (30/7/2019). [Revi Cofans Rantung/Suara.com]

Adik artis Oki Setiana Dewi ini juga tak sependapat jika ada anggapan KPI terlalu serakah dalam hal pengawasan. Kata dia, pasti ada niat baik di balik keinginan KPI awasi konten digital.

"Mungkin ada yang sedang KPI perjuangkan di balik itu," ujarnya.

Sayangnya, Ricis belum memiliki bayangan seperti apa konsep pengawasan KPI nanti jika memang sudah memiliki payung hukum untuk melakukannya.

Sementara, apa yang disampaikan Ria Ricis senada dengan pendapat Tasya Farasya. Dia sadar banyak sekali konten yang tak layak disajikan kreator konten YouTube sehingga perlu adanya pengawasan.

Baca Juga: Liputan Khusus: Artis dan Jet Pribadi

Tasya Farasya [Suara.com/Ismail]
Tasya Farasya [Suara.com/Ismail]

Kekhawatiran Tasya lebih pada konten berbau pornografi. Menurutnya, ada dampak buruk jika anak-anak kecolongan melihat konten tersebut.

"Kalau memang yang dihalangin kayak pornografi atau apa gitu menurut aku malah bagus," ujar Tasya.

Tasya yang tema kontennya selama ini aman-aman saja masih merasa harus berhati-hati. Sebisa mungkin, apa yang disajikan di dalam konten buatannya layak ditonton anak-anak.

"Kayak aku mau ngomong, aku jaga banget. Bukan mau pencitraan karena yang nonton aku juga anak yang masih sekolah. Jadi kayak menurut aku hal yang nggak baik nggak usah dilakukan di sosial media," katanya.

REKOMENDASI

TERKINI