Review Film Gundala: Akankah Sukses Membuka Jagat Sinema BumiLangit?

Sabtu, 31 Agustus 2019 | 09:30 WIB
Review Film Gundala: Akankah Sukses Membuka Jagat Sinema BumiLangit?
Poster Film Gundala besutan Joko Anwar [screenplay films].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Film adaptasi komik karya Hasmi, Gundala, dirilis 29 Agustus 2019. Berikut review singkat dari film yang diarahkan sutradara Joko Anwar dan dibintangi Abimana Aryasatya sebagai tokoh utamanya.

Film Gundala bercerita tentang seorang anak lelaki bernama Sancaka yang hidup di jalanan sejak kehilangan kedua orang tuanya. Menjalani kehidupan yang berat sendirian, ia memikirkan keselamatan diri untuk bertahan hidup dari kerasnya hidup di jalanan.

Pertemuan dengan Awang pun membuat Sancaka mampu bertahan hidup. Awang mengajarinya banyak hal. Tumbuh besar, Sancaka semakin melihat keadaan kota tempat ia tinggal semakin buruk dan ketidakadilan berkecamuk di seluruh negeri.

Baca Juga: Mobil Ikut Asuransi, Cara Mengemudi Makin Rapi

Terdapat beberapa perbedaan antara Gundala versi komik dan film. Jika komik Gundala Putra Petir karya Hasmi yang rilis pada 1969 menceritakan Gundala adalah seorang insinyur bernama Sancaka, dalam film, karakter Sancaka yang diperankan oleh Abimana Aryasatya bukanlah seorang insinyur. Sancaka diceritakan sebagai petugas keamanan di suatu tempat yang tersambar petir.

Selain itu, cara Sancaka memperoleh kekuatan petirnya pun dibuat berbeda kisahnya di komik. Dalam komik, Sancaka hujan-hujanan karena sedang galau sehingga akhirnya tersambar petir, sedangkan dalam film, Sancaka memperoleh kekuatannya dari tidak sengaja kehujanan karena ia sebenarnya takut pada petir.

Tak menyangka, ketakutan Sancaka terhadap petir saat hujan malah memberinya kekuatan untuk melawan ketidakadilan. Namun, ia kemudian mengalami pergolakan batin dengan kekuatannya. Ia harus memutuskan apakah harus tetap hidup menjaga dirinya sendiri atau bangkit dan menjadi pahlawan mereka yang tertindas.

Bagi Anda penyuka film jagoan dari buku komik, penulis sarankan jangan bandingkan pengalaman Anda nonton Gundala dengan menonton aksi superhero ala Marvel Cinematic Universe (MCU) atau DC Extended Universe (DCEU).

Gundala memberikan nuansa yang sedikit berbeda meski pemerannya sama-sama mengenakan kostum, semua kembali disesuaikan dengan budaya dan permasalahan negeri sendiri. Kalau pun ada persamaan, ya, film genre ini memang punya sejumlah persamaan, meskipun itu sangat terbatas, seperti musuh yang memiliki sisi terangnya sendiri di balik motif jahatnya.

Baca Juga: Direvitalisasi Asuransi Astra, Ini Wajah Baru PAUD Perwari Trisula

Aksi-aksi menawan menjadi salah satu titik penting di film ini. Anda tak perlu membayangkan perkelahian dengan menggunakan alat canggih atau pun senjata mutakhir.

Laman berikut adalah tips menonton agar makin seru, plus kelanjutan dari jalan ceritanya sendiri.

Di Gundala, semua pertarungan dilakukan dengan baku hantam tangan kosong atau pun dengan tongkat kayu, besi, atau pedang. Adegan Gundala dan petirnya pun dikemas dengan CGI dan efek yang tidak norak. Semua perkelahian dilakukan secara mendekat dengan koreografi pencak silat khas Indonesia yang diramu Cecep Arif Rahman sehingga menjadikan Gundala asik ditonton.

Namun, alur cerita film ini terasa berat dan banyak cabangnya. Puluhan menit awal akan diisi drama yang lumayan menimbulkan kantuk. Dimaklumi, mungkin Joko Anwar harus membangun pondasi kuat untuk membuka Jagat Sinema Bumilangit yang lain lewat Gundala. Namun, tetap sebagai sebuah tontonan, film ini lumayan menghibur. Joko Anwar tidak lupa memasukkan sisi-sisi humor yang bisa membuat penontonnya tertawa. Ada sejumlah adegan di film ini yang terasa konyol namun tampak mengalir begitu saja.

Konfrensi pers film Gundala. [Revi C Rantung/Suara.com]
Konfrensi pers film Gundala. [Revi C Rantung/Suara.com]

Aksi Abimana sebagai Sancaka cukup bisa mendapatkan apresiasi. Sebagai seorang yang tak miliki kemampuan beladiri sebelumnya, penampilannya cukup meyakinkan sebagai jagoan di sini mengingat aktingnya 80 persen penuh aksi beladiri. Tak kalah seru, para penjahat pun mampu membuat penonton menggemari aksi jahat dan karakternya.

Gundala adalah sebuah permulaan yang sibuk membangun pondasi tidak hanya untuk Sancaka, namun tokoh lain.

Satu tips, tontonlah film ini di studio bioskop yang menyediakan teknologi Dolby Atmos, karena efek perkelahian para pemainnya akan lebih terasa nyata. Jangan lupa untuk menyaksikan film hingga credit title habis, sebab seperti film-film MCU, Easter Eggs atau petunjuk masa depan Jagat Sinema BumiLangit ada di bagian akhir.

Nantinya, setelah Gundala, akan ada film-film lain dari Jagat Sinema BumiLangit yang siap diproduksi serta dikenalkan kepada masyarakat. Di antaranya, Sri Asih, Godam & Tira, Si Buta Dari Gua Hantu, Patriot Taruna, Gundala Putra Petir, Mandala Golok Setan, dan Patriot.

Film Gundala sudah bisa Anda saksikan di bioskop kesayangan Anda. Jangan tonton yang bajakan!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI