Suara.com - Ikan asin mendadak jadi perbincangan masyarakat. Apalagi kalau bukan karena pernyataan Galih Ginanjar soal kehidupan rumah tangganya dengan Fairuz A Rafiq di YouTube channel Rey Utami & Benua.
Saat itu, Galih Ginanjar mengibaratkan Fairuz sama seperti ikan asin. Ekspresi wajahnya pun sengaja dibuat seperti tak berselera ketika menggambarkan mantan istrinya tersebut.
Rey Utami yang kala itu jadi pembawa acara juga menimpali dengan ekspresi kaget. Ia seperti menyayangkan Fairuz A Rafiq yang dianggap tak merawat diri hingga membuat Galih Ginanjar tak berselera.
Kini pernyataan Galih Ginanjar itu berbuntut panjang. Perkara ikan asin dan ekspresi wajahnya membawa suami Barbie Kumalasari itu ke penjara.
Baca Juga: Liputan Khusus: Artis dan Jet Pribadi
Banyak orang yang kecewa berat dengan sikap Galih Ginanjar. Secara bersamaan, pamor ikan asin pun naik hingga menjadi buah bibir di mana-mana.
Berkonotasi negatif dalam konteks ucapan Galih, ikan asin dalam bentuk lain, yakni sebagai menu makanan justru jadi primadona masyarakat Indonesia.
Bahkan, lauk dari ikan yang diawetkan dengan campuran garam ini juga berhasil menembus kalangan berduit, seperti artis misalnya. Memang, tak sedikit artis yang doyan makan ikan asin meski baunya cukup menyengat.
Presenter Ruben Onsu misalnya. Kepada SUARA.com, suami Sarwendah ini mengaku paling gemar makan ikan asin jenis jambal roti.
"Semua ikan asin gue suka tapi ikan asin jambal yang paling gue suka," ujar Ruben Onsu.
Baca Juga: Liputan Khusus Artis: Berlebaran Tapi Beda Agama
Ayah dua anak ini sadar bau ikan asin cukup menyengat. Tapi hal itu justru bikin Ruben makin berselera menyantapnya.
"Tapi ikan asin itu nggak lebih bau dari jengkol sih. Kalau jengkol kan lo buang air berasa banget (baunya) kan," katanya.
Bicara soal kandungan gizi, Ruben Onsu tak pernah mau ambil pusing. Kali ini, dia merasa wajib mengatakan bahwa rasa adalah segalanya. "Gue mah makan nggak pake mikir," ucapnya.
Kendati begitu, Ruben sejauh ini belum pernah membawa lauk ikan asin sampai saat berpelesiran ke luar negeri. "Paling sambel yang pernah," katanya.
Selain sebagai lauk, olahan ikan asin juga bisa berperan jadi kudapan yang bisa disantap tanpa nasi. Cara ini kerap dilakukan oleh komedian Wendy Cagur.
Wendy menggemari menu ikan asin bumbu cabai pedas atau balado. Tak lupa, dia sering minta sang istri untuk menyajikannya dengan kacang.
"Nggak ribet makannya, terus rasanya juga sudah lengkap, jadi digadoin aja tanpa nasi juga enak. Beberapa kali kalau tiba-tiba ada ikan asin, tanpa nasi, gue coba makan. Dan itu biasanya kayak ngemil kacang nggak bisa berhenti. Ngemil terus," kata Wendy Cagur.
Wendy Cagur sudah dicekoki ikan asin oleh orang tuanya sejak kecil. Karenanya, dia menjadikan ikan asin sebagai salah satu menu favorit sampai kapanpun.
Tak bisa berpaling dari ikan asin, Wendy pernah membawanya saat liburan ke luar negeri bersama keluarga. Dia khawatir lidahnya tak bisa menerima makanan dari negeri orang.
"Kalau lagi di luar negeri itu bisa jadi back up. Soalnya bisa jadi itu kenikmatan menu utama kita," katanya.
Sama seperti Ruben, Wendy Cagur juga sadar ikan asin memiliki aroma yang menyengat. Tapi lagi-lagi, itu bukan jadi kendala.
Soal kandungan gizi juga begitu. Wendy kadung 'terhipnotis' dengan rasanya, tanpa memikirkan apakah bermanfaat buat tubuh atau tidak.
"Nggak masalah sih (bau). Ikan asin itu enak banget buat campuran apa aja. Apalagi kalau ada sambel," ujar Wendy.
"Gue taunya itu enak dan bisa bikin gue nafsu makan," katanya lagi sambil tertawa.
Naik Kelas
Banyak orang yang setuju bahwa ikan asin tak seburuk penggambaran Galih Ginanjar. Meskipun memang, ikan asin lebih banyak ditemukan pada olahan makanan di kalangan masyarakat menengah ke bawah.
Menurut Chef Petty Elliot, pamor ikan asin sudah tersohor sedari dulu. Hal tersebut karena ikan asin mudah ditemukan di mana-mana. Identik dengan masyarakat bawah, kata Chef Petty Elliot, jelas karena harganya murah.
"Karena mungkin harganya murah kali ya dan accesssable gitu karena di setiap daerah, setiap pasar, setiap pelosok Indonesia adalah karena itu makanan dahsyat banget. Dan, itu karena rasanya enak, ikan asin sama nasi aja enak gitu loh," kata Petty Elliot kepada SUARA.com.
Namun kata Petty Elliot, tak menutup kemungkinan ikan asin jadi menu modern yang dinikmati oleh kalangan jetset. Menurut Petty, hal itu tergantung pada cara penyajiannya saja.
"Oh bisa banget (ikan asin jadi makanan modern) misalnya kayak sambel ijo pake ikan asin, sambel ijo itu beda. Mungkin dari look ya, pena, tampilannya kali ya. Terus bisa banget untuk Indonesian modern, kan sesuatu yang modern tinggal tekniknya aja bikinnya dan presentasinya," ujarnya menjelaskan.
Membuktikan ucapannya, Petty kemudian memebeberkan pengalamannya memasak olahan ikan asin jadi menu modern. Petty menyebutnya dengan hidangan Padang Pasto.
Kata siapa ikan asin cuma bisa dimakan dengan nasi panas dan sambal? Lewat tangan chef Petty Elliot, si ikan--yang katanya rendahan--bisa naik kelas.
"Kalau saya ikan asin modern itu, saya bilangnya padang pasto lah ya, karena pasto itu makanan Itali, tapi pasto itu sambel ijo dibuat teksturnya kayak pasto," katanya.
"Jadi nggak yang kayak pasto secara tradisional, sangat besar-besar kaya ditumbuk gitu, mungkin sedikit halus. Terus dipakein juga dengan ikan asin teri dari Medan untuk tekstur dan elegan lah, keliatan modern. Ya salah satu lewat sambal. Bisa juga dengan kayak sayur lodeh tapi pake dengan ikan asin yang bagian tebalnya," ujarnya lagi.
Ikan asin memang begitu akrab dalam dunia kuliner. Terlebih soal rasa khas dari ikan asin yangmudah dikenal. Bahkan, Petty optimis ada olahan ikan asik yang bakal laku keras jika dipadankan dengan pasta.
"Ikan asin punya peranan luar biasa buat saya. Karena rasa umami yang sangat enak. Dan murah, sebenarnya mau diolah, yang paling gampang gini deh buat spaghetti pakein ikan asin, cabe, bawang merah, bawang putih uda luar biasa enak. Pasti akan laku keras kalau ada yang buat," katanya.
Kalau sudah begitu, tak menutup kemungkinan kalangan atas, termasuk para selebritis lahap memakan olahan ikan asin. Dimakan dengan nasi saja menggiurkan, apalagi ditambah bahan pangan lain nan mewah?
Reporter : Sumarni, Ismail, Revi Cofans Rantung
Editor : Yazir Farouk, Fajarina Nurin