Suara.com - Nikita Mirzani sesalkan aksi 22 Mei yang berakhir ricuh dan memakan korban jiwa. Artis berusia 33 tahun itu bahkan harus membatalkanpertemuan bsinisnya karena aksi tersebut.
"Jadi lebih hati-hati sih, tadinya kan ada meeting di daerah sana, tapi nggak jadi karena kan ke arah sana ditutup jalannya," ungkap Nikita Mirzani saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (22/5).
Menurutnya, seharusnya massa yang berdemo lebih baik hormati putusan KPU dan berdamai. Pasalnya, kata Nikita Mirzani, hal tersebut justru semakin membuat kacau dan bangsa terpecah belah.
"Ya sangat disayangkan ya, maksudnya kenapa sih, kenapa harus seperti itu? Bikin negara jadi kacau. Harusnya sudahlah terima saja, ini kan pilihan rakyat juga. Kenapa juga kita harus kepecah belah sama hal-hal kayak gini," tuturnya menyesalkan.
Baca Juga: Nikita Mirzani Ungkap Rahasia Cepat Langsing Usai Melahirkan
Diketahui, akses ke beberapa titik di pusat kota, seperti Tanah Abang dan sekitarnya ditutup lantaran aksi 22 Mei. Kantor Bawaslu di Jakarta Pusat menjadi salah satu titik aksi tersebut. Massa sudah mulai beraksi di depan kantor Bawaslu sejak Selasa (21/5/2019) sore.
Sementara itu, sebelumnya, dalam rangka pengamanan momen pengumuman hasil rekapitulasi nasional Pemilu 2019, Asisten Kapolri bidang Operasi (As Ops), Irjen Martuani Sormin, mengeluarkan surat telegram yang intinya menyampaikan pemberlakuan status keamanan Siaga I, menyikapi momen 22 Mei 2019.
Surat telegram bernomor STR/281/V/OPS.1.1.1./2019 ini diterbitkan pada Senin, 20 Mei 2019, dan diteken Martuani. Dalam surat tersebut tertulis status siaga 1 berlaku mulai hari ini hingga 25 Mei mendatang.