Interview: Tujuan Mulia Elma Theana Jadi Calon Legislatif

Minggu, 24 Maret 2019 | 11:20 WIB
Interview: Tujuan Mulia Elma Theana Jadi Calon Legislatif
Elma Theana. (Suara.com/Puput Pandansari)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Elma Theana memantapkan dirinya masuk ke dunia politik dan mencalonkan diri sebagai calon legislatif untuk DPR RI Dapil Gresik, Lamongan, Jawa Timur.

Bukan tanpa alasan perempuan 44 tahun masuk ke dunia politik, dia ingin memajukan Indonesia dengan memerhatikan pendidikan.

Elma Theana [Ismail/Suara.com]
Elma Theana [Ismail/Suara.com]

Elma Theana ingin memasulkan pendidikan moral budi pekerti sebagai kurikulum wajib untuk anak sekolah. Hal tersebut dilakukan karena merasa khawatir dengan perkembangan anak-anak sekarang yang tidak bisa lepas dari gadget.

Selain itu, Elma Theana ingin mewujudkan Pasal 34 yang menyebut para anak yatim dan janda dipelihara oleh negara.

Baca Juga: Elma Theana Ingin Pertemukan Seorang Ibu dengan Putrinya, Laksmi Pamuntjak

Berikut wawancara Suara.com kepada Elma Theana mengenai cita-citanya menjadi seorang politisi, saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, beberapa waktu yang lalu.

Apa yang membuat kamu ingin jadi seorang caleg?
Saya punya cita-cita di mana pendidikan moral Budi pekerti itu bisa jadi kurikulum yang wajib untuk anak-anak sekolah. Sebab, saya melihat perkembangan anak-anak sekarang ini menjadi anak-anak gedget.

Kenapa pelajaran seperti itu yang mau menjadi konsen kamu di dunia politik?
Anak-anak yang kurang perhatian dari orang tuanya. Karena modernisasi zaman ini mengikis anak-anak kita itu di bidang moral dan budi pekerti. Jadi saya kepengin seluruh sekolah sekolah itu sebelum masuk SD harus mengikuti, menjadi pelajaran wajib lah.

Selain itu kamu ingin mewujudkan pasal 34. Apa yang salah dengan pasal itu?
Saya ingin memperjuangkan pasal 34 di mana anak yatim, janda terlantar itu kan dipelihara oleh negara. Digaris bawahi ya. Dipelihara oleh negara. Bukan dipelihara oleh yayasan. Jadi mungkin ini belum merata. Masih bansos-bansos seperti itu. Belum menjadi pemerataan. Itu aja yang ingin saya perjuangkan.

Alhamdulillah bukan maksud apa ya, saya kan pegang beberapa yayasan. Jadi mereka ini benar-benar hanya mendapat belas kasih dari orang orang yang memang perhatian dengan yatim piatu yayasan ini. Saya kepengin yayasan yatim piatu ini benar-benar dipikirkan oleh negara, benar-benar dipelihara oleh negara. Itu yang ingin saya perjuangkan.

Baca Juga: Reza Artamevia, Elma Theana dan Nadine Terancam Dipenjara

Kenapa kamu memilih caleg di daerah. Apakah karena takut bersaing?
Itu yang saya bersyukur. Jadi partai ini yang mengirim saya ke daerah Gresik-Lamongan karena satu, suami saya di situ. Kerjanya di situ. Jadi, Alhamdulillah saya mendapat pengawasan dari suami.

Jadi karena suami kamu juga yang bikin kamu ingin di sana?
Suami saya juga mengawal perkembangan saya di sana. Dan saya juga sangat bersyukur ditempatkan di Gersik - Lamongan karena itu adalah tempat para wali di situ. Jadi saya merasa mendapatkan karunia yang luar biasa di tempatkan di sana. Dan masyarakatnya luar biasa ya. Gotong royongnya. Emang kalau darah beda banget ya. Jadi hampir tiga bulan saya ada di sana.

Saat terpilih nanti, akankah kamu meninggalkan dunia entertainment?
Oh iya, itu sudah komitmen. Jadi kalau saya terpilih insya Allah, jadi saya benar benar ingin fokus di politik sambil terus belajar. Karena rakyat ini nggak bisa main-main. Jadi maksudnya harus benar-benar. Jadi harus ada yang ditinggalkan. Harus ada yang dikorbankan. Jangan sampai mendua gitu.

Saat kampanye, kamu pernah diminta uang oleh warga?
Oh, banyak. Saya selalu bilang, selama saya keliling, saya bilang 'ibu dan bapak, mohon maaf saya tidak bermain dengan money politik. Saya berusaha berjuang dengan sekuat tenaga dengan niat ingin berbuat banyak untuk masyarakat. Jadi ibu pilih dengan hati nurani. Sekali lagi saya tidak berkampanye dengan money politik' saya bilang gitu.

Bisa dibilang mereka meminta sejumlah uang?
Banyak sekali yang nawarin, 'mau berapa suara. Asal nanti sekian-sekian'. Aduh, nanti yang ada bagaimana saya berpikir bisa korupsi. Gitu. Saya nggak mau lah. 'Jadi ibu milih dengan hati nurani. Jadi jangan karena saya kasih uang, saya nggak mau. Buat apa saya kasih uang nanti saya tidak bisa berbuat apa-apa, mendingan gimana saya berusaha untuk memperjuangkan aspirasi ibu di DPR'.

Bagaimana kamu mengatasi solusi saat menghadapi orang-orang seperti itu?
Pasti saya bawa kenang-kenangan. Kayak souvenir. Yang penting kita sudah dikasih tahu bahwa tidak boleh lebih dari sekian. Kalau ketemu ibu-ibu kan selalu kasih foto, pasti foto lah. Saya kasih souvenir kayak kipas, yang ibaratnya kayak sekedar cinderamata. Tapi sebagian teman-teman yang ngadain acara lomba pakai hijab, make up.

Apakah kamu optimis menang?
Nggak tahu ya. Saya menyerahkan semuanya kepada Allah aja. Menang Alhamdulillah, nggak pun Alhamdulillah. Saya tetap berjuang. Karena saya kan punya komunitas-komunitas juga dalam perjuangan keartisan saya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI