Interview: Tujuan Mulia Elma Theana Jadi Calon Legislatif

Minggu, 24 Maret 2019 | 11:20 WIB
Interview: Tujuan Mulia Elma Theana Jadi Calon Legislatif
Elma Theana. (Suara.com/Puput Pandansari)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Jadi karena suami kamu juga yang bikin kamu ingin di sana?
Suami saya juga mengawal perkembangan saya di sana. Dan saya juga sangat bersyukur ditempatkan di Gersik - Lamongan karena itu adalah tempat para wali di situ. Jadi saya merasa mendapatkan karunia yang luar biasa di tempatkan di sana. Dan masyarakatnya luar biasa ya. Gotong royongnya. Emang kalau darah beda banget ya. Jadi hampir tiga bulan saya ada di sana.

Saat terpilih nanti, akankah kamu meninggalkan dunia entertainment?
Oh iya, itu sudah komitmen. Jadi kalau saya terpilih insya Allah, jadi saya benar benar ingin fokus di politik sambil terus belajar. Karena rakyat ini nggak bisa main-main. Jadi maksudnya harus benar-benar. Jadi harus ada yang ditinggalkan. Harus ada yang dikorbankan. Jangan sampai mendua gitu.

Saat kampanye, kamu pernah diminta uang oleh warga?
Oh, banyak. Saya selalu bilang, selama saya keliling, saya bilang 'ibu dan bapak, mohon maaf saya tidak bermain dengan money politik. Saya berusaha berjuang dengan sekuat tenaga dengan niat ingin berbuat banyak untuk masyarakat. Jadi ibu pilih dengan hati nurani. Sekali lagi saya tidak berkampanye dengan money politik' saya bilang gitu.

Bisa dibilang mereka meminta sejumlah uang?
Banyak sekali yang nawarin, 'mau berapa suara. Asal nanti sekian-sekian'. Aduh, nanti yang ada bagaimana saya berpikir bisa korupsi. Gitu. Saya nggak mau lah. 'Jadi ibu milih dengan hati nurani. Jadi jangan karena saya kasih uang, saya nggak mau. Buat apa saya kasih uang nanti saya tidak bisa berbuat apa-apa, mendingan gimana saya berusaha untuk memperjuangkan aspirasi ibu di DPR'.

Baca Juga: Elma Theana Ingin Pertemukan Seorang Ibu dengan Putrinya, Laksmi Pamuntjak

Bagaimana kamu mengatasi solusi saat menghadapi orang-orang seperti itu?
Pasti saya bawa kenang-kenangan. Kayak souvenir. Yang penting kita sudah dikasih tahu bahwa tidak boleh lebih dari sekian. Kalau ketemu ibu-ibu kan selalu kasih foto, pasti foto lah. Saya kasih souvenir kayak kipas, yang ibaratnya kayak sekedar cinderamata. Tapi sebagian teman-teman yang ngadain acara lomba pakai hijab, make up.

Apakah kamu optimis menang?
Nggak tahu ya. Saya menyerahkan semuanya kepada Allah aja. Menang Alhamdulillah, nggak pun Alhamdulillah. Saya tetap berjuang. Karena saya kan punya komunitas-komunitas juga dalam perjuangan keartisan saya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI