Suara.com - Grup Balaan Tumaan Bawa Ansambel Musik Dayak ke Galeri Indonesia Kaya.
Kelompok seni dari Pontianak, Balaan Tumaan Ensemble baru saja menghibur para penikmat seni di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Sabtu, (16/3/2019).
Mengusung tajuk HNNOH: Sinema Bunyi, Balaan Tumaan mencoba menunjukkan karya kolektif yang berbasis pada arsip audio-visual tradisi musik vokal dalam ritual masyarakat Melayu dan Dayak, Kalimantan Barat.
"Pertunjukan HNNOH: Sinema Bunyi di Galeri Indonesia Kaya hari ini merupakan wujud keresahan dan kekhawatiran kami tentang arsip-arsip tradisi Dayak yang perlahan mati dimakan oleh zaman. Sebagai pelopor ansambel musik baru di Kalimantan Barat, kami juga fokus menjadi sebuah tempat atau laboratorium penciptaan musik baru berbasis tradisi dengan riset sebagai landasan dalam berkarya," kata pimpinan produksi dari HNNOH: Sinema Bunyi, Yadi Anugerah.
Baca Juga: F1 GP Australia 2019 Beri Penghormatan Terakhir pada Charlie Whiting
Menurut Yadi, pertunjukkan yang berlangsung selama kurang lebih 60 menit ini diawali dengan riset yang berfokus pada musik tradisi di Kalimantan, mulai dari pemetaan hingga penggalian secara mendalam dan dikemas menjadi sebuah arsip yang berbentuk dokumentasi audio, visual, dan juga tertulis.
"Melalui pertunjukan ini, kami ingin mengajak generasi muda yang hadir di Galeri Indonesia Kaya untuk ikut melestarikan dan mencintai sejarah maupun tradisi dari suku Dayak," tambahnya lagi.
Dalam bahasa Dayak Kayaan, HNNOH berarti bunyi yang identik dengan gerakan; balaan berarti tepi atau tepian, batas; sedangkan tuman berarti pertemuan.
Berdasarkan mitologi Dayak Kayaan, bumi merupakan mangkuk yang tertelungkup dengan langit sebagai selimutnya. istilah Balaan Tumaan memiliki makna sebagai titik pertemuan atau batas pertemuan antara bumi dan langit di tiap ujung pandangan.
Secara paradoks, bisa juga diinterpretasikan sebagai sebuah ujung tempat bertemu yang belum tentu mempertemukan, karena menemukan berarti merelakan.
Baca Juga: Mahfud MD Pernah Ingatkan Ketum PPP Romahurmuziy: Hati-hati Terjejak KPK