"Dia bukan penyebab dari hal yang saya lakukan walaupun agama kita berbeda, dia selalu menghormati saya, terima saya apa adanya, tapi dia tidak melarang saya melakukan hal yang menurut saya terbaik untuk diri saya. Sangat tidak patriarki lah, ya typical foreigner yang open-mided. Keluarganya juga menerima saya dengan sangat baik," imbuh wanita yang sedang rutin melakukan olahrga TRX ini.
Salmafina menambahkan, dirinya sangat tidak mendukung paham yang selalu mengutamakan laki-laki daripada perempuan, atau patriarki. Ia pun membagikan pengalamannya menikah muda di masa lalu.
"Kalaupun aku membahas tentang menikah muda dan poligami itu bukan karena trauma, melainkan, aku merasa aku punya pengalaman dan sedikit pengetahuan tentang nikah muda dan poligami. Aku tidak mau semua wanita dibodohi pria. Aku feminis. Aku benci patriarki, tapi aku tidak benci pria. Tidak semua nikah muda itu berakhir buruk, tapi alangkah baiknya apabila kita punya kesiapan seperti kestabilan materi, persiapan untuk anak, agama, family, obligations, bagaimana karier kalia ke depannya, kecakapan emosiaonal, persiapan fisik, dan mental, dll," tutup Salmafina.
Matamata.com/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana