Interview: Dimas Danang Nyaris Didepak Kampus di Awal Karier

Minggu, 27 Januari 2019 | 10:39 WIB
Interview: Dimas Danang Nyaris Didepak Kampus di Awal Karier
Dimas Danang
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kalau film pertama secara syuting itu PSP: Gaya Mahasiswa, kalau secara tayang duluan, Terlalu Tampan. Sebenarnya dulu pernah ada film tapi jadi cameo doang. Aktifnya di drama musikal.

Inget nggak pas jadi MC pertama kali umur berapa?

Pas gue kelas 2 SMP, kalau nggak salah umur 13 atau 14 tahun. Itu gue jadi MC sekolahan gue, MC pensi gitu. Gue inget bayarannya cuma Rp 27.200, gue nggak ngerti 200 peraknya buat apaan hahaha.

Saat memutuskan jadi MC berarti lawan sikap yang introvert, itu bagaimana?

Baca Juga: Janji Lee Know Stray Kids Ini Sempat Bikin Haru Penonton Konser

Ya itu mah awal mulanya mau apa nggak? Dan gue mau. Apalagi ternyata sudut pandang gue yang gua input dalam diri gue ternyata menarik buat orang lain. Gue nggak suka difoto tapi pekerjaan gue sekarang difotoin sama orang. Gue enggak suka orang banyak, sekarang gue dikelilingi orang banyak. Jadi tinggal gue gimana aturnya. Gue yang introvert, ya gue tinggal di rumah. Sedangkan gue di luar itu jadi Danang seperti ini.

Sekarang masih tetap introvert dong?

Masih. Kalau bisa tanya sama Mas Darto, aku pernah liburan apa nggak. Jawabannya pasti nggak. Gue tuh di rumah cuma baca buku menurut gue, itu liburan gue. Seumur-umur liburan gue pas gue sama NET dan istri sama keluarga gue doang. Jadi liburannya bisa dihitung sama jari.

Terus bagaimana ceritanya bisa gabung ke radio Prambors?

Itu pas kuliah berarti pas gue umur 23 tahun. Awalnya dulu pernah ikut lomba antara radio kampus dari Prambors, terus abis itu gue menang. Tapi nggak perpanjang kontrak habis itu gue cabut. Lanjutin kuliah dong.

Baca Juga: Changbin Stray Kids : Stay Mantap, Stay Mantul!

Terus kok gue kuliah lagi, dosen-dosen gua nanya 'Lo ngapain kuliah?' 'Ya pengen lulus Pak' kata dia 'Pulang'. Nggak usah buang-buang tenaga, nggak usah buang-buang uang. Hari itu ada tiga dosen yang ngomong hal yang sama kayak gitu. Mereka minta gue untuk pergi bawa ilmu mereka. Tapi abis itu gue ditawarin surat sama kampus gue, mau DO (drop out) apa mundurin diri. Gue milih ngundurin diri. Emang hidup gue tergantung kertas itu? Hidup itu tergantung Allah karena itu gue cabut dari itu. Habis itu barulah sama Prambors gue dipanggil lagi, ditanya 'Masih mau siaran nggak?' Gue jawab, 'Ya udah'.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI