Liputan Khusus: Artis Lolos dari Maut

Yazir Farouk Suara.Com
Minggu, 06 Januari 2019 | 12:42 WIB
Liputan Khusus: Artis Lolos dari Maut
Foto kolase Juliana Moechtar, Krisyanto Jamrud, dan Ade Jigo.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Musibah bisa terjadi kapan saja dan tak pandang bulu. Termasuk ketika gelombang tsunami menerjang Selat Sunda beberapa waktu lalu yang cukup banyak menelan korban jiwa.

Tiga personel grup band Seventeen, yakni Bani, Andi, dan Herman jadi korban ganasnya tsunami Selat Sunda. Saat kejadian, mereka sedang manggung di Tanjung Lesung Beach Resort, Anyer, Banten.

Ifan sang vokalis jadi satu-satunya personel Seventeen yang selamat dari peristiwa tersebut. Namun, selain ketiga rekannya, Ifan harus rela kehilangan istri tercinta, Dylan Sahara yang juga jadi korban.

Ifan dan mereka yang selamat setidaknya patut bersyukur karena masih diberi umur panjang. Suara.com kanal Entertaiment dalam liputan khusus kali ini memang membahas artis yang lolos dari maut akibat bencana alam.

Baca Juga: Selain Vanessa Angel, 6 Artis Ini Pernah Terseret Kasus Prostitusi Online

Siapa saja dan bagaimana kisah mereka selamat dari maut? Simak berikut ini:

1. Juliana Moechtar

Artis Juliana Moechtar masih merasakan duka mendalam atas kepergian suaminya, Herman Sikumbang gitaris Seventeen.

Rupanya, Juliana juga pernah mengalami peristiwa tragis seperti almarhum sang suami. Dia adalah salah satu korban selamat dari bencana gempa di Aceh pada 2004 silam.

Istri Herman Seventeen ditemui di Kompleks DPR, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (23/12/2018). [Ismail/Suara.com]
Istri Herman Seventeen ditemui di Kompleks DPR, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (23/12/2018). [Ismail/Suara.com]

Kepada Suara.com, Juliana mengaku waktu itu masih duduk di bangku SMA. Saat gempa terjadi, dia belum bangun dari tidurnya.

Baca Juga: Faye Nicole Bersyukur Vanessa Angel Terlilit Kasus Prostitusi Online

"Itu kan kejadiannya minggu pagi ya. Aku lagi tidur, belum bangun. Terus mamah aku teriak-teriak suruh keluar dari kamar," kata Juliana memulai cerita.

Menurut finalis Puteri Indonesia 2010 ini, guncangan gempa saat itu cukup terasa. Bagi dia, itu adalah gempa paling besar yang pernah dialami.

"Pas saya keluar, semua orang udah di jalan sambil istigfar, ngucap, ada juga yang pada adzan," katanya.

Namun, keluar rumah belum membuat Juliana dan keluarga aman dari bencana. Sebab, apapun yang di jalan ambruk dan bisa menimpa orang di sekitar.

"Banyak tiang listrik dan pohon yang jatuh. Itu nggak ada tempat aman sama sekali," ucap dia.

Ully-sapaan akrabnya-dan keluarga akhirnya selamat. Tsunami pasca-gempa kata dia tak sampai ke kawasan rumahnya di Lhokseumawe. Hanya bagian pesisir Lhokseumawe dan Banda Aceh yang diterjang gelombang tsunami.

"Rumah saudara di Lhokseumawe (wilayah pesisir) cuma kemasukan air aja. Tapi nggak ada yang jadi korban," katanya.

Meski begitu, Juliana banyak kehilangan teman-teman sekolahnya akibat bencana alam tersebut.

"Makanya sekarang cukup trauma ya, apalagi kejadian yang menimpa almarhum (Herman Seventeen) juga karena gempa dan tsunami," katanya. [Wahyu Tri Laksono]

Halaman selanjutnya ada cerita Krisyanto vokalis Jamrud yang lari menyelamatkan diri ke dataran tinggi.

2. Krisyanto Jamrud

Vokalis grup band Jamrud, Krisyanto, jadi salah satu korban selamat tsunami Banten pada 22 Desember 2018. Saat kejadian, lelaki yang biasa mengenakan kacamata hitam itu sedang berada di rumah ibunya di kawasan Carita, Pandeglang, Banten.

"Jadi pulang ke rumah ibu di Carita hari Kamis. Kan kejadian tsunami itu hari Sabtu," kata Krisyanto memulai cerita.

Si pelantun Pelangi di Matamu ini tak merasakan firasat buruk sebelum tsunami menerjang. Hanya saja, dia sadar aktivitas anak gunung Krakatau yang berada di tengah laut memang agak berbeda.

"Hari Sabtu itu aku ada di kamar lagi biasa main Instagram. Tiba-tiba terdengar letusan anak krakatau, soalnya dari rumah keliatan banget. Rumah ibu kan deket pantai. Larvanya itu merah banget keliatan jelas. Tiba-tiba jam 9 malem itu ada letusan yang terdengar, agak kenceng nggak kayak biasanya. Aku kaget," ujarnya mengenang.

Sekitar pukul 21.20 WIB, Krisyanto mendengar suara gaduh dari luar rumah. Warga sekitar berteriak dan memberitahu bahwa air laut mulai pasang.

Tak pikir panjang, Krisyanto dan keluarga keluar rumah untuk menyelamatkan diri ke dataran lebih tinggi. Ketika itu keluarga sempat kerepotan lantaran ibunda Krisyanto sudah tak bisa berjalan.

"Jadi dibopong naik motor karena mobil nggak bisa masuk. Aku duluan ke depan, parkiran mobil ada di 100 meter dari rumah. Akhirnya kita semua ngungsi," kata Krisyanto.

Krisyanto bersyukur gelombang tsunami tak sampai menghancurkan rumah di perkampungan sang bunda.

Setelah menyelamatkan diri, Krisyanto, keluarga, dan warga kampung itu selamat. Rumah mereka juga tak ada yang disapu oleh gelombang tsunami.

"Di pantai deket belakang rumah itu ada batu yang dipasang untuk pemecah ombak. Itu besar, dan lebarnya sekitar 20 meter, itu batunya besar-besar. Setelah batu itu nggak jauh ada sungai. Nah sepertinya itu yang bikin air nggak masuk ke kampungku. Tapi aku lari dan satu kampung lari karena takut gelombang susulan," ujarnya.

Malam itu, Krisyanto dan warga kampung memutuskan untuk tak kembali ke rumah. Mereka takut ada tsunami susulan.

Apalagi, suara letusan dari anak Krakatau masih terdengar sesekali. Suasana makin mencekam karena kondisi langit yang begitu gelap.

"Akhirnya memutuskan diam di masjid sampai subuh," katanya.

"Itu teguran dari Yang Maha Kuasa bahwa tidak semata-mata Yang Maha Kuasa mendatangkan bencana kalau nggak ada hal-hal yang menyimpang. Jadi kita harus sadar diri saja. Jangan buat Yang Maha Kuasa marah," katanya lagi.

Krisyanto kini sudah berada di Jakarta. Namun, dia masih terus memantau keluarganya di sana.

"Kemarin sempet ada gempa juga terus ngungsi lagi. Jadi sebenernya kalau gunung anak krakatau belum meletus masih terus khawatir," kata dia. [Sumarni]

Ade Jigo kehilangan istri dan rekan kerjanya akibat tsunami, klik halaman selanjutnya. 

3. Ade Jigo

Sama seperti Krisyanto Jamrud, Ade Jigo merupakan korban selamat dari bencana tsunami Banten.

Namun, Ade sempat merasakan dahsyatnya gelombang tsunami yang menerjang Tanjung Lesung Beach Resort, tempat dia dan Aa Jimmy (rekannya di Jigo) manggung malam itu.

Sekitar pukul 09.05 WIB di hari nahas itu, Ade dan Aa Jimmy turun dari panggung. Selanjutnya, Seventeen yang mendapat giliran menghibur penonton.

Setelah beres-beres di belakang panggung, Ade mengajak salah satu anaknya untuk melihat penampilan Seventeen. Saat lagu kedua dimainkan, baru lah gelombang tsunami datang.

Ade Jigo dan istri (Instagram)
Ade Jigo dan istri (Instagram)

"Anak saya yang pertama sudah dibawa mbaknya, pengasuh saya nonton di depan. Pada saat saya mau kasih tahu, mau balikkan badan, itu saya udah lihat air datang," kata Ade bercerita.

Ade ingat betul gelombang air yang datang waktu itu tingginya sekitar 2 meter. Seketika, orang-orang di sana panik dan berlarian untuk menyelamatkan diri.

Lantaran posisi panggung yang begitu dekat dengan bibir pantai, berlari sepertinya jadi hal sia-sia. Sebab, baru beberapa langkah, Ade sudah terseret air.

"Kegulung (air) kurang lebih lima menit. Saya udah sentuhan macam-macam, ada besi, tembok, kayu, dan mohon maaf ada manusia (mayat) juga," ujarnya.

Ade terus memegangi anaknya selama terseret air. Hingga akhirnya dia dan beberapa orang berada di sebuah ruangan. Air pun mulai surut.

"Saya ambil tali untuk naik ke permukaan biar anak saya bisa bernafas karena memang lama di dalam air sama saya," ujar dia.

Satu persatu, lanjut Ade, orang keluar dari ruangan itu. Tak ada teriakan minta tolong, melainkan cuma kalimat istigfar yang terdengar.

Ade kemudian dievakuasi ke mess karyawan hotel lalu membawa anaknya ke klinik dengan jarak tempuh sekitar setengah jam. Di klinik itu lah dia bertemu dengan anak sulungnya yang juga selamat.

Baru setelah itu, Ade bertemu dengan istrinya, Meyuja, yang sudah dalam keadaan meninggal dunia.

"(Istri) Nggak ada luka memar, nggak ada luka lecet. keterangan dari dokter yang memvisumnya katanya kelamaan di air, karena kebetulan istri saya nggak bisa berenang. Dia jadi kebanyakan minum air laut jadi nggak kuat," ujar Ade.

Sepekan setelah kejadian, Ade yang mendapat banyak luka memar di tubuhnya belum bisa percaya ditinggalkan orang-orang tercinta. Ya, selain istri, dia juga kehilangan teman duetnya, Aa Jimmy. [Ismail]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI