Cakra Khan dan Evie Tamala Hibur Ribuan Guru

Ferry Noviandi Suara.Com
Minggu, 25 November 2018 | 14:30 WIB
Cakra Khan dan Evie Tamala Hibur Ribuan Guru
Cakra Khan menghibur ribuan guru di acara peringatan Hari Guru Nasional di Gedung Kementerian dan Kebudayaan. (Ferry Noviandi/Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyanyi Cakra Khan dan pedangdut Evie Tamala menghibur ribuan guru dari seluruh Indonesia. Acara tersebut dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di kawasan Sudirman, Jakarta, Minggu (25/11/2018).

Sebelum Cakra Khan dan Evie Tamala tampil, acara yang juga dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy itu melakukan aksi jalan sehat mengitari Jalan Sudirman. Jalan sehat juga diikuti ribuan guru dan ratusan siswa dari berbagai sekolah.

Evie Tamala menghibur ribuang guru di peringatahn Hari Guru Nasional di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Minggu (25/11/2018). (Ferry Noviandi)
Evie Tamala menghibur ribuang guru di peringatahn Hari Guru Nasional di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Minggu (25/11/2018). (Ferry Noviandi/Suara.com)

Evie Tamala tampil pertama menghibur ribuan guru. Perempuan 49 tahun itu mengaku sangat bangga bisa tapmpil di acara Hari Guru Nasional dan menghibur para pendidik.

"Saya ucapkan selamat Hari Guru. Saya bangga tampil di sini karena saya bisa nyanyi seperti inii juga berkat guru," kata Evie Tamala. Evie Tamala membawakan lagu-lagu hitsnya seperti "Selamat Malam" dan "Aku Rindu Padamu".

Baca Juga: Roger Danuarta Minta Media Tak Liput Pemakaman Ibunya

Selang sekitar satu jam, giliran Cakra Khan tampil. Dalam acara tersebut, penyanyi asal Pangandaran, Jawa Barat itu membawakan delapan lagu dari beberapa penyanyi dan lagunya sendiri. Aksi Cakra Khan pun mampu menghibur ribuan orang.

"Ibu dan bapak saya itu guru. Jadi saya sangat bangga dengan profesi guru. Saya ucapkan selamat Hari Guru. Semoga guru-guru di Indonesia semakin sejahtera," kata Cakra Khan dari atas panggung.

Cakra Khan menghibur ribuan guru di acara peringatan Hari Guru Nasional di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Minggu (25/11/2018). (Ferry Noviandi/Suara.com)
Cakra Khan menghibur ribuan guru di acara peringatan Hari Guru Nasional di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Minggu (25/11/2018). (Ferry Noviandi/Suara.com)

Cakra Khan sendiri mengaku memiliki keberanian menjadi seorang penyanyi juga berkat seorang guru di sekolahnya. Namun sayangnya, sang guru kini sudah meninggal dunia.

"Saya pertama kali dikasih keberanian menyanyi itu oleh guru SD saya di Pangandaran. Beliau sudah meninggal dan bagi saya guru adalah pekerjaan yang sangat mulia dan menurut saya momen ini harus diperhatikan," kata Cakra Khan.

Sementara itu, Sekertaris Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Muhammad Qudrat Wisnu Aji mengungkapkan cita-cita Kemendikbud, dalam memperingati Hari Guru Nasional. Menurutnya, Kemendikbud ingin membuat Persatuan Guru Republik Indonesiab (PGRI) menjadi seperti konfederasi.

Baca Juga: Jika Gading Marten - Gisel Pisah, Gempita Ikut Siapa?

"Kalau di perusahaan seperti holding. Tapi untuk mencapai itu, PGRI harus mereformasi anggaran rumah tangganya. PGRI jadi satu-satunya wadah yang bisa mengatur lembaganya, seperti memberikan sanksi kepada guru kalau bermasalah. Jangan diambil alih pemerintah semua. Seperti IDI (Ikatan Dokter Indonesia) kalau di dunia kedokteran," kata Qudrat.

Namun menurut Qudrat, hal ini baru sebatas melempar isu. Namun dari situ ia melihat banyak tanggapan positif dari banyak pihak.

Seketeris Direkturat Jederal Guru dan Tenaga Kerja, Muhammad Qudrat Wisnu Aji. (Ferry Noviandi/Suara.com)
Seketeris Direkturat Jederal Guru dan Tenaga Kependidikan, Muhammad Qudrat Wisnu Aji. (Ferry Noviandi/Suara.com)

"Ini semua masih tergantung respons masyarakat, kami hanya punya wacana. Kalau semua mendukung, apalagi pemerintah mendukung, yang nggak setuju ya kita tinggal," jelas Qudrat.

Selain itu menurut Qudrat, Kemendikbud juga ingin menerapkan sistem zonasi di sekolah. Salah satu tujuan sistem ini adalah menghapus sekoalh unggulan.

"Jangan sampai ada siswa yang nggak bisa sekolah karena sekolahnya jauh. Pak Meneteri ingin menghilangkan sekolah favorit. Karena Kalau murid pintar, ketika mereka keluar sekolah, itu juga pasti jadi orang pintar. Tapi yang hebat itu kan kalau anak biasa-biasa saja, terus keluar dari sekolah jadi orang pintar," tutur Qudrat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI