Ke Deddy Corbuzier, Pandji Pragiwaksono Curhat Diancam Mati!

Madinah Suara.Com
Selasa, 04 September 2018 | 20:30 WIB
Ke Deddy Corbuzier, Pandji Pragiwaksono Curhat Diancam Mati!
Eks ilusionis Deddy Corbuzier di Kantor Dirjen Pajak, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2017). [suara.com/Ismail]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aktor sekaligus komika Pandji Pragiwaksono menceritakan ancaman yang diterima usai pro kontra terkait materi stand up comedy terkait toa masjid yang disampaikan di sebuah acara belum lama ini.

Ini disampaikan Pandji Pragiwaksono dalam video obrolannya dengan eks ilusionis Deddy Corbuzier. Rekaman tersebut diunggah Deddy di channel YouTube pribadinya.

"Stand up lo tuh kadang-kadang suka nyerempet-nyerempet bahaya. Yang sekarang beredar kan tentang toa masjid. Lo udah diancem apa saja?," tanya Deddy Corbuzier kepada Pandji Pragiwaksono mengawali perbincangan.

"Wah banyak sih. Segala macam ancaman yang ada di kepala lo itu muncul semua. Ancam mati, ancam gue nggak boleh masuk kotanya, bawa-bawa nyokap gue, banyak sih sebenarnya. Astaghfirullahal adzim, ancaman macam apa itu, " jawab Pandji Pragiwaksono tertawa.

BACA JUGA: Ikatan Habib Usman dan Kartika Putri, Diawali 2 Bukti Mengejutkan

"Tapi lo nggak apa-apa?," tanya Deddy Corbuzier lagi.

"Baik-baik saja. Kayaknya lebih parah kolom komentar YouTube lo deh, hehehe," tumpal Pandji Pragiwaksono ke Deddy Corbuzier kembali berseloroh.

Pandji Pragiwaksono saat berkunjung ke kantor Suara.com, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (30/7/2018) [Suara.com/Dendi Afriyan].
Pandji Pragiwaksono saat berkunjung ke kantor Suara.com, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (30/7/2018) [Suara.com/Dendi Afriyan].

Selanjutnya, Deddy Corbuzier ungkap soal Pandji yang menolak minta maaf karena menurutnya yang disampaikan sudah sesuai dengan peraturan undang-undang.

"Jadi peraturan pemerintah itu sudah mengatur dengan jelas toa masjid itu harusnya seperti apa. Ini adalah untuk adzan, untuk pengajian 30 menit sebelum adzan Subuh, 30 menit sebelum adzan Magrib, ada beberapa pengumuman juga yang boleh.

BACA JUGA: Blak-blakan Zaskia Gotik Soal Pacar, Terungkap Sudah

Tapi joke gue saat itu soal penyalahgunaan. Misalnya janjian sama ibu-ibu pengajian hari ini pakai kerudung oranye, gitu-gitu.

Kadang-kadang anak-anak belajar ngaji sebenarnya tidak ada dalam aturan tapi untuk permasalahan itu lagi belajar ngaji rebutan mikrofon sampai berantem," beber Pandji Pragiwaksono lagi.

Eks ilusionis Deddy Corbuzier. [YouTube]
Eks ilusionis Deddy Corbuzier. [YouTube]

Deddy Corbuzier kemudian bertanya bagaimana jika toa masjid digunakan untuk membangunkan sahur saat Ramadan.

"Sebenarnya tidak ada dalam peraturannya. Tapi gue ngerti kalu ternyata orang pakai toa masjid untuk bangunkan sahur. Gue inget. Jauh sebelum negeri ini berdiri salah satu keteraturan itu di tanah ini peraturan Islam zaman dulu....," sambung Pandji Pragiwaksono lagi.

BACA JUGA: Misteri Obrolan Hijab Maia Estianty dan Mulan Jameela

Obrolan kemudian beralih ke kasus Meiliana, perempuan yang diadili gara-gara memprotes suara toa masjid yang dianggap kelewat keras. Soal ini, Pandji Pragiwaksono menduga ini bisa jadi bukan permasalahan agama melainkan permasalahan sosial.

"Soal nggak tahu cara protes dengan enak. dan orang yang diprotes juga tidak tahu cara memprosesnya dengan bijak," sambung Prandji Pragiwaksono.

Tips Cari Jodoh Ala Fedi Nuril, Pandji Pragiwaksono dan Dwi Sasono
Tips Cari Jodoh Ala Fedi Nuril, Pandji Pragiwaksono dan Dwi Sasono

Deddy Corbuzier pun blak-blakan senang mendengar suara adzan karena dari lahir sudah terbiasa mendengar suara seruan untuk muslim melaksanakan salat. malah, dia pernah kaget tak mendengar suara adzan saat bepergian ke luar negeri.

"Gue nggak ada masalah sebenarnya dengan itu. Menurut gue benar, cara protes (Meliana) salah dan orang yang diprotes juga lagi moody. Pertanyaannya sekarang adalah kenapa agama sekarang jadi masalah?," tanya Deddy Corbuzier lagi.

"Sebenarnya identitas yang jadi masalah, bukan agama. Kebetulan untuk banyak orang identitasnya muslim. Ketika orang menggangu identitas tersebut jadinya snap..." Pandji Pragiwaksono menerangkan lagi.

Terakhir, dengan bijak Pandji Pragiwaksono mengatakan bahwa yang perlu diubah adalah cara seseorang menunjukkan ketersinggungan tanpa harus melanggar hukum.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI