Main Film Bareng Maxime Bouttier, Gunawan Merasa Muda Lagi

Sabtu, 04 Agustus 2018 | 14:05 WIB
Main Film Bareng Maxime Bouttier, Gunawan Merasa Muda Lagi
Gunawan Sudrajat ditemui di rumah duka Deddy Sutomo, Jalan Flamboyan Cantik, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (18/4/2018) [suara.com/Wahyu Tri Laksono]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aktor Gunawan Sudradjat kembali membuktikan eksistemsinnya di dunia akting Tanah Air. Aktor 45 tahun itu terlibat dalam film berjudul Serendipity bersama sejumlah aktor dan aktris muda, seperti Maxime Bouttier dan Mawar de Jongh.

Gunawan mengaku tertular semangat muda tiap kali beradu peran dengan mereka. Gunawan juga menyebut ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari sosok aktor dan aktris muda tersebut.

Baca juga: Selesai Perkara, Shandy Aulia dan Sule Sudah Saling Memaafkan

Maxime Bouttier (Wahyu Tri Laksono/Suara.com)
Maxime Bouttier (Wahyu Tri Laksono/Suara.com)

“Awalnya kagok sih, tapi akhirnya nggak sulit adu akting sama mereka. So far, kerjasama dengan mereka nggak sulit,” ucap Gunawan di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (3/8/2018).

Baca Juga: Prilly Latuconsina Siap Putusin Maxime Bouttier Asalkan...

“Ya pasti, itu (gaya muda) justru ngikutin dong, kita juga harus jadi anak muda. Umur boleh tua, tapi gaul coy,” tambahnya.

Menurut mantan suami Paramitha Rusady itu, hal unik saat bermain film dengan anak muda zaman sekarang adalah gaya bicara mereka. Pasalnya, bahasa yang keluar dari mulut mereka terasa tak familiar di telinga.

Gunawan bersama dua anaknya. (Wahyu Tri Laksono/Suara.com)
Gunawan bersama dua anaknya. (Wahyu Tri Laksono/Suara.com)

“Saya sampai lupa tuh kayak gimana bahasa gaul, karena sudah sering gaul sama orang-orang tua di kantor, kan beda lagi, tuh. Ya contoh dari berpakaianlah, yang paling kecil, paling sekarang sudah pakai celana jogger, keliatan gendutan lah,” katanya.

Suami dari Lina Gunawan ini pun bicara soal perbedaan bermain film di masa sekarang dengan masanya dulu. Rupanya, perbedaan itu terasa di hampir setiap unsur pembuatan film, seperti pendalaman karakter, serta durasi pembuatan yang cukup lama, hingga cara sutradara mengarahkan pemain.

“Dulu itu lebih tinggi preasure-nya, karena sutradara di sana bisa melakukan apa yang diinginkan, walau di sini juga bisa. Maksudnya kalau dulu kan dengan kata-kata, yang mohon maaf, lebih kasar, tapi sekarang sudah nggak,” katanya.

Baca Juga: Prilly Latuconsina Rayakan Lebaran Tanpa Maxime Bouttier

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI