Suara.com - Jelang tahun politik, banyak individu dari kalangan selebritis yang memutuskan maju sebagai calon legislatif di DPR. Tapi rupanya, hal itu tak berlaku buat musisi Armand Maulana.
Armand menolak meski tawaran sudah berulang kali datang dari partai politik. Bahkan, meski diongkosi partai, dia tetap tak mau.
Vokalis band GIGI itu tentunya punya alasan tak tertarik merasakan kursi empuk sebagai anggota dewan. Selengkapnya, simak wawancara Armand Maulana bersama Suara.com baru-baru ini:
Jelang tahun politik, sudah ada tawaran dari partai untuk nyaleg?
Baca Juga: Iis Dahlia Tunggu Fatin cs Minta Maaf?
Banyak banyak. Kemarin waktu zaman Pak Jokowi mau jadi presiden tuh, nawarin itu ada dua partai. Terus yang sekarang juga ada yang nawarin juga.
Tawaran yang datang sekarang diterima?
Ya nggak, saya tolak saja.
Apa alasannya?
Gue bukan di situ. Politik bukan punya saya. Kalau pun saya mau berpolitik, saya harus sekolah dulu. Menimba ilmu dulu. Ilmu politik. Misalnya politiknya saya mau ke bidang hukum ya saya harus sekolah hukum dulu. Kalau sekolah ke maritiman ya gue harus sekolah maritim dulu. Kalau ke olahraga ya gue harus sekolah olahraga dulu. Karena buat saya semua pekerjaan, semua bidang ada ilmunya.
Baca Juga: Selain Iis Dahlia, 5 Juri Ini Pernah Dibuat Marah Peserta
Kenapa harus begitu?
Yah even saya kalau main film saja saya tolak. Walau ada yang bilang 'lu bisalah, orang di videoklip saja lu akting, lu pasti bisa'. Ya tapi kan itu film bukan musik. Buat gue akting di videoklip hanya akting begitu-gitu doang. Tapi kalau film satu jam setengah, dua jam, lu harus berakting ada ilmunya. Kecuali gue vakum dulu dari musik terus kuliah di IKJ (Institute Kesenian Jakarta) sekitar dua, tiga tahun, baru mungkin mau ngerjain. Tapi sekarang nggak.
Tapi kan ada di DPR ada komisi yang mengurusi soal kesenian, budaya dan sejenisnya?
Tetep saja kan nggak segampang itu. Gue terjun di musik karena talent. Bukannya gue yang sekolah di sekolah musik terus jadi musisi itu, nggak. Kecuali kalau saya ditawarin ngajar sama Erwin Gutawa di sekolahnya yang dekat sini, baru saya sekolah musik. Kalau cuma master class oke cuma sekali doang. Lah ini DPR bidangnya seni dan sebagainya, ya tapi kan it's politic men gitu. Bukan hanya ngurusin nyanyi. Di situ bener-bener politik.
Buat Anda, tawaran nyaleg menggiurkan tidak?
Nggak sih buat gue sih. Biasa saja.
Ke depan jika Anda mulai sepi job, apakah tertarik bakal menerima tawaran nyaleg atau politik praktis lainnya?
Nggak nggak. Insya Allah nggak mungkin. Insya Allah saya akan mencari kesempatan dan sesuatu di musik. Karena buat gue musik itu luas banget. Industri musik itu sangat luas.
Ada rencana buka sekolah musik untuk masa depan?
Kayaknya nggak. Karena itu memerlukan sesuatu yang serius. Kurikulum yang bener dan sebagainya. Kalau cuma master class mah ayuk. Tapi master class bukan gue ngerasa master bukan. Tapi saya punya pengalaman sekian puluh tahun ya mungkin orang belum pernah melalui itu. Misalnya walaupun Mas Ahmad Albar, Mas Iye lebih tua dari saya sekian puluh tahun dari musik, tapi kan Armand Maulana sama Ahmad Albar kan beda. Makanya kadang-kadang kalau ada tawaran master class ayuk walau cuma sesekali. Karena pengalaman saya tidak akan dimiliki orang lain. Hanya saya yang memiliki.
Tahun ini ada berapa partai yang sudah berusaha melamar untuk nyaleg?
Sekitar dua, tiga-an lah. Bukan dua puluh tiga partai ya.
Partai besar?
Iya partai besar.
Diiming-imingi uang tidak?
Partai besar sudah pasti mengimingi uang menggiurkan. Mereka berani spend money. 'Lu pokoknya tinggal maju'. Saya jawab 'nggak terima kasih'.
Anda tidak mau ikutin jejak musisi lain yang terjun ke politik duluan?
Nggak apa-apa. Jadi musisi saja. Hidup seperti ini saja. Nggak harus ikut partai ini itu.