Mas Pur TOP, Bekas Wartawan yang Pernah Hidup Susah di Jakarta

Yazir FaroukIsmail Suara.Com
Minggu, 15 Juli 2018 | 10:36 WIB
Mas Pur TOP, Bekas Wartawan yang Pernah Hidup Susah di Jakarta
Furry Setya Raharja alias Mas Pur TOP [Suara.com/Ismail]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pecinta serial komedi Tukang Ojek Pengkolan (TOP) pasti mengenal sosok salah satu bintang utamanya, Purnomo.

Mas Pur-panggilan akrabnya di serial tersebut-merupakan perantau yang mengais rezeki di Ibu Kota sebagai tukang ojek pengkolan bersama Bang Ojak (Eza Yayang) dan Kang Tisna (Andri Sulistiandri).

Sosok di balik Mas Pur adalah aktor bernama Furry Setya Raharja. Sama seperti di TOP, Furry merupakan seorang perantau yang ingin sukses di Jakarta.

TOP bukan lah serial komedi pertama yang dibintangi Furry. Tapi berkat TOP, Furry dikenal luas masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Begini Cara Marsha Aruan untuk Naik Kelas

Karakternya di TOP sebagai lelaki kampung yang sok ganteng benar-benar mampu mencuri perhatian pemirsa.

Furry Setya Raharja alias Mas Pur bersama pemain lain Tukang Ojek Pengkolan (TOP) [Instagram]
Furry Setya Raharja alias Mas Pur bersama pemain lain Tukang Ojek Pengkolan (TOP) [Instagram]

Jauh sebelum menekuni dunia peran, lelaki asal Semarang, Jawa Tengah, berusia 35 tahun itu rupanya pernah menjadi seorang wartawan di daerah.

Profesi itu kemudian ditinggalkan setelah dia memutuskan hijrah ke Jakarta untuk menjadi artis.

Tapi tak mudah bagi Furry mewujudkan cita-citanya. Banyak jalan terjal yang harus dilewati duda satu anak itu.

Setidaknya itu yang diceritakan kepada Suara.com dalam wawancara di sela-sela syuting TOP di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan baru-baru ini. Simak selengkapnya:

Baca Juga: Pacar Rio Reifan Klarifikasi soal Isu Hamil Duluan

Sebelum menekuni dunia artis di Jakarta, apa pekerjaan Anda di Semarang?

Sebelum saya aktif di dunia hiburan, saya sebagai kontributor berita di salah satu stasiun televisi. Saya dua tahun jadi wartawan.

Terus apa yang bikin Anda hijrah ke Jakarta dan menjadi artis?

Dulu sebelum tahun 2007, saya kuliah. Saya aktif di teater. Selama aktif kuliah saya bermain teater dari kampus ke kampus, dari panggung ke panggung, MC, bahkan punya band humor. Memang sudah pasion saya. Kebetulan ada peluang, jadi saya jalanin.

Oh Jadi artis cita-cita Anda?

Dua-duanya passion saya. Dulu saya pernah ditanya sama guru 'Cita-cita kamu apa? Saya bilang ada tiga, pertama jadi artis, dua jadi jurnalis atau sopir bis'. Yang lain cuma satu, saya tiga.

Ceritakan dong perjalanan awal karier di dunia hiburan nasional?

Awalnya tahun 2007 saya ikut ajang pencarian bakat di salah satu televisi swasta nasional, sebut saja TPI (MNCTV). Itu audisi pelawak. Saya iseng sama, temen saya dari Semarang berempat ikut dan lolos dari perwakilan Yogjakarta.

Waktu itu lolos?

Saya tereliminasi di enam besar. Saya berpikir 'Ini kalau pulang ke Semarang gue mengalami kemunduran karena sudah terlanjur basah di dunia hiburan'. Jadi sebisa mungkin, semampu saya sekuat saya, saya mau berjuang di Jakarta.

Setelah gagal dari situ, apa saja yang dilakukan di Jakarta?

Saya casting ke sana sini. Tapi dalam cerita casting ini banyak cerita perihnya. Ditolak casting, nggak punya motor, uang buat sehari-hari aja selalu pas-pasan. Duit pernah sisa cuma Rp 1.500. Cuman seingat saya, saya nggak pernah ngeluh dengan keadaan itu. Waktu saya jalanin hal itu pahit banget, tapi jadi indah untuk diceritakan.

Di halaman selanjutnya ada kisah Mas Pur sampai minum air keran saking tak punya duit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI