Kalau ikut-ikutan nyanyi di bapak itu mulai umur 5 SD. Itu nyanyi di acara hajatan.
Bayarannya berapa?
Pertama kali dapat Rp 25 ribu, terus makin gede makin gede bisa sampai Rp 50 ribu.
Kok bisa punya kenalan sampai masuk ke Nagaswara?
Pas aku sudah gede, sudah SMP-an, aku kenal sama Om Didit Prie, dia yang punya Dunia Record Production gitulah. Sebelumnya aku ditipu dulu, ada salah satu orang nawarin, 'Mau bikin album nggak?' Pas aku mengiyakan, tapi harus ngeluarin uang Rp 50 juta untuk bayar video klip segala macam, peralatannya juga. Tapi setelah bayar kontan itu lagunya nggak keluar-keluar. Terus minta lagi Rp 50 juta, sampai bapak jual sawah, jual harta kekayaan dia, tapi ya sudah Rp 100 juta uang sudah ditangan dia, orang itu ngilang.
Nggak lama dari itu Allah kasih rezeki lagi. Allah datangi orang Dunia Record, Om Didit ini. Sama dia dibikinin album tanpa mengeluarkan uang sedikit pun. Ada albumnya tapi Om Didit jujur sama aku kalau nggak bisa promoin aku ke TV. Jadi sama Om Didit sekitar 2008 - 2009. Terus dikenali sama Om Didit ke Om Endang bla bla bla. Aku nggak tahu dia negonya gimana, apa kayak 'Ini ada artis gue nih Siti Badriah' aku nggak ngerti, tapi aku diundang buat ketemu Pak Rahayu. Makanya jadilah sama Pak Rahayu pas tahun 2010 tanda tangan kontrak. Itu ketemu pertama langsung tanda tangan kontrak.
Saat debut secara profesional butuh proses nggak buat melejit?
Butuh proses. Beda sama "Lagi Syantik" sekarang. Kalau Syantik kan hitungan bulan. Lagu pertama aku kan dulu "Berondong Tua" itu butuh waktu tiga tahun.
Susah nggak buat bikin lagu itu dikenal masyarakat?
Itu luar biasa yah. Jadi 2010 itu job belum ada. Aku masih bolak-balik Bekasi-Jakarta pakai mobil Carry yang nggak ada AC-nya. Dan itu panas banget. Dianterin sama Emang ke sana ke sini gitu aja sih.