Suara.com - Sebagai penonton film atau sinetron, kita mungkin sering dibuat jengkel oleh munculnya iklan yang terasa sangat mengganggu. Selain mengganggu, iklan-iklan itu sering terasa janggal, karena tak sesuai dengan adegan ataupun cerita.
Akibatnya, penonton pun kesal karena seolah dipaksa dan dijejali iklan-iklan yang dirasa tak dibutuhkan.
Produser kondang Mira Lesmana mengakui, iklan seperti mata dua pisau. Di satu sisi, iklan memang dibutuhkan karena mampu menyumpang masukan materi yang cukup besar untuk sebuah produksi film. Namun di sisi lain, bila tak pandai-pandai mengolahnya, iklan yang muncul malah akan mengganggu atau malah merusak kualitas film itu sendiri.
Untuk itu, pemilik Miles Film itu memiliki kiat sendiri dalam memasukkan iklan untuk film-film yang diproduksinya.
Baca Juga: Gara-gara Ini, Muzdalifah Sedih Rayakan Ultah ke-40 di Tanah Suci
Yang pertama, Mira Lesmana tak mau mengambil produk sembarangan. Sebisa mungkin, produk yang akan beriklan, sesuai dengan tema film.
"Yang kita approach itu mereka yang sudah masuk dalam cerita dan cocok. Kalau tidak sejalan dengan cerita pasti jadi aneh," kata Mira Lesmana, saat ditemui di Jakarta, baru-baru ini.
Saat ini misalnya, Mira Lesmana segera merilis film terbarunya berjudul Kulari ke Pantai, yang akan dirilis besok, Kamis (28/6/2018). Dalam film yang dibintangi Marsha Timothy, Lukman Sardi, Ibnu Jamil dan lainnya itu memasukkan produk cemilan Qtela. Menurut kakak musikus Indra Lesmaran ini, produk tersebut memang cocok dengan film Kulari ke Pantai yang bertema tentang liburan.
"Misalnya Qtela nih kalau kita lagi ada di mobil sudah ada adegan di mobil. Sudah tertulis di skenarionya sambil memakan snacknya, Happy menelepon. Saya tinggal mencari snack apa yang cocok ya," ujar Mira Lesmana.
Dengan begitu, Mira Lesmana tidak dituntut membuat skenario untuk iklan. Tapi sebaliknya, justru iklan yang menyesuaikan dengan skenario.
Baca Juga: Intip Pernikahan Romantis Kelly Tandiono di Italia
"Jadi dibalik saja, justru jangan ada dulu barangnya baru kita cari adegannya. Tapi adegannya sudah ada. Karena kalau tidak, akan jadi tidak natural. Kita lihat apa ya yang bisa kita masukkan ke dalam adegan yang cocok," tutur Mira Lesmana.