Film Posesif Jadi Pembuka di SCENECS International Film Festival

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 25 Juni 2018 | 06:29 WIB
Film Posesif Jadi Pembuka di SCENECS International Film Festival
Scenecs International Film Festival 2018. (Youtube)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Film Indonesia yang berjudul Posesif menjadi pembuka di SCENECS International Film Festival 2018 di Belanda, dan berhasil mengundang tepuk tangan meriah dari para penonton di Theater 1 Gedung Bioskop Vue.

Sementara lagu berjudul "Dan", milik kelompok musik Sheila On 7, mengiringi bergulirnya closing credit pada layar perak, yang terbentang di hadapan lebih dari 300 khalayak Belanda pecinta film itu berakhir dengan meninggalkan kesan mendalam bagi sejumlah penonton yang hadir malam itu.

Minister Counsellor Fungsi Pensosbud KBRI Denhaag, Renata Siagian, kepada Antara di London, menyebutkan bahwa film Posesif menjadi film pembuka penyelenggaraan SCENECS International Film Festival 2018 di Hilversum, pusatnya media dan film di Belanda yang digelar sejak tanggal 22 hingga 29 Juni mendatang.

"Ini pertama kalinya saya menonton film Indonesia, dan saya suka sekali," kata Dian Biemans, aktris Belanda yang merangkap sebagai model dan presenter berbagai acara nasional dan internasional.

Baca Juga: Top Skor Piala Dunia 2018, Harry Kane Lewati Ronaldo dan Lukaku

Film Posesif yang dibintangi Putri Marino dan Adipati Dolken ini menggambarkan toxic relationship atau hubungan yang sangat tidak sehat, dan mampu memicu emosi penonton.

Dua mahasiswa Belanda yang juga hadir malam itu, Bas dan Sanders, mengaku terkesan dan sangat menyukai film yang baru ditontonnya. "Saya bisa menangkap emosi aktor dan aktrisnya. Cerita film ini sangat menarik, karena bisa meningkatkan awareness terhadap isu hubungan cinta remaja tidak sehat," ujarnya.

Gedung Bioskop Vue, yang terletak di pusat kota, dihias layaknya festival film besar dunia. Karpet merah membentang sepanjang jalan masuk menuju pintu utama Vue. Backdrop besar untuk berfoto juga disediakan, lengkap dengan lampu.

Sementara itu, balon-balon berwarna emas dan hitam dirangkai melengkung, menghiasi pintu masuk ruang resepsi.

Acara pembukaan SCENECS International Film Festival 2018 dimulai pada Jumat (22/6/2018) pukul 20.00 waktu setempat, dengan penampilan tari oleh InaDance, yang mempersembahkan paduan tari tradisional Betawi dengan tari modern.

Baca Juga: Riko Dorong PSSI Perpanjang Kontrak Luis Milla

Dubes Indonesia untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja, membuka festival secara resmi bersama Direktur SCENECS, Arya Tarivedi, dan anggota Dewan Kota Hilversum bidang Media dan Budaya, Wimar Jaeger.

Dalam sambutannya, Dubes Wesaka Puja mengatakan sejak 2015, pemerintah Indonesia membuka 100 persen investasi asing dalam industri perfilman. Sejak itu pula, semakin banyak film baru diproduksi.

Dua tahun terakhir, sekitar 110 film baru diproduksi tiap tahunnya oleh para pembuat film Indonesia, katanya seperti dilansir dari Antara. Dan sebanyak 36 persen dari keseluruhan film, yang diputar di berbagai bioskop, merupakan film produksi Indonesia.

Menurut Dubes Wesaka Puja, saat ini ada 1.500 gedung bioskop di Indonesia. Namun, dengan populasi lebih dari 250 juta orang, Indonesia membutuhkan setidaknya 5.000 gedung bioskop. Dengan demikian, ini merupakan kesempatan bagi investor Belanda untuk mencari kemungkinan berinvestasi dalam industri perfilman di Indonesia.

Usai sambutan dan pembukaan resmi festival, acara dilanjutkan dengan pemutaran film Posesif, disusul tanya jawab dengan produser Muhammad Zaidy.

"Posesif merupakan film panjang pertama saya sebagai produser. Dalam film sebelumnya, saya bertindak sebagai produser pendamping," kata Edi, panggilan akrab Muhammad Zaidy.

Malam pembukaan SCENECS International Film Festival 2018 ditutup dengan resepsi, menyuguhkan berbagai makanan kecil khas Indonesia, seperti dadar gulung, wingko babat, dan singkong goreng.

SCENECS merupakan festival film debut tahunan berskala internasional, dan tahun ini mrupakan penyelenggaraan yang ke-12. Lewat festival ini, pemain, sutradara, dan produser film serta film dokumenter pemula dapat mempertunjukkan karya pertama atau kedua mereka kepada publik Belanda. Tahun ini, peserta festival mencapai 731 film dari 71 negara, termasuk film dari Indonesia.

Menurut Arya, dari 731 film fiksi dan dokumenter yang masuk, baik nasional maupun internasional, sebanyak 130 film akan diputar di bioskop sepanjang penyelenggaraan festival. Arya berharap, akan lebih banyak film Indonesia berpartisipasi pada festival ini, terutama film-film yang menonjolkan budaya khas Indonesia.

Selain Posesif, film Indonesia yang turut berkompetisi dalam ajang ini adalah Turah, film drama berbahasa Tegal yang diproduksi Fourcolours Films pada 2016. Turah berkisah tentang kehidupan masyarakat kampung Tirang di Kota Tegal, yang mengalami isolasi selama bertahun-tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI