Dalam sambutannya, Dubes Wesaka Puja mengatakan sejak 2015, pemerintah Indonesia membuka 100 persen investasi asing dalam industri perfilman. Sejak itu pula, semakin banyak film baru diproduksi.
Dua tahun terakhir, sekitar 110 film baru diproduksi tiap tahunnya oleh para pembuat film Indonesia, katanya seperti dilansir dari Antara. Dan sebanyak 36 persen dari keseluruhan film, yang diputar di berbagai bioskop, merupakan film produksi Indonesia.
Menurut Dubes Wesaka Puja, saat ini ada 1.500 gedung bioskop di Indonesia. Namun, dengan populasi lebih dari 250 juta orang, Indonesia membutuhkan setidaknya 5.000 gedung bioskop. Dengan demikian, ini merupakan kesempatan bagi investor Belanda untuk mencari kemungkinan berinvestasi dalam industri perfilman di Indonesia.
Usai sambutan dan pembukaan resmi festival, acara dilanjutkan dengan pemutaran film Posesif, disusul tanya jawab dengan produser Muhammad Zaidy.
Baca Juga: Top Skor Piala Dunia 2018, Harry Kane Lewati Ronaldo dan Lukaku
"Posesif merupakan film panjang pertama saya sebagai produser. Dalam film sebelumnya, saya bertindak sebagai produser pendamping," kata Edi, panggilan akrab Muhammad Zaidy.
Malam pembukaan SCENECS International Film Festival 2018 ditutup dengan resepsi, menyuguhkan berbagai makanan kecil khas Indonesia, seperti dadar gulung, wingko babat, dan singkong goreng.
SCENECS merupakan festival film debut tahunan berskala internasional, dan tahun ini mrupakan penyelenggaraan yang ke-12. Lewat festival ini, pemain, sutradara, dan produser film serta film dokumenter pemula dapat mempertunjukkan karya pertama atau kedua mereka kepada publik Belanda. Tahun ini, peserta festival mencapai 731 film dari 71 negara, termasuk film dari Indonesia.
Menurut Arya, dari 731 film fiksi dan dokumenter yang masuk, baik nasional maupun internasional, sebanyak 130 film akan diputar di bioskop sepanjang penyelenggaraan festival. Arya berharap, akan lebih banyak film Indonesia berpartisipasi pada festival ini, terutama film-film yang menonjolkan budaya khas Indonesia.
Selain Posesif, film Indonesia yang turut berkompetisi dalam ajang ini adalah Turah, film drama berbahasa Tegal yang diproduksi Fourcolours Films pada 2016. Turah berkisah tentang kehidupan masyarakat kampung Tirang di Kota Tegal, yang mengalami isolasi selama bertahun-tahun.