Suara.com - Bicara dangdut tentu tidak bisa lepas dari pedangdut senior, Inul Daratista. Eksis sejak lama, Inul dikenal sebagai pedangdut yang merintis dangdut dari bawah dan membawa genre dangdut lebih dikenal lagi secara luas di masyarakat.
Meski sudah terkenal dan populer, ternyata masih banyak stigma yang melekat di genre dangdut, salah satunya dari kampungan dan norak. Meskipun beberapa penyanyi dangdut seperti Via Vallen tampil merubah stigma kampungan dari dangdut, namun cap negatif ini sering melekat di genre dangdut.
Prihatin dengan hal tersebut, belum lama ini, Inul Daratista curhat dan menyampaikan pendapatnya tentang genre dangdut. Di akun instagram-nya, pemilik goyang ngebor ini menuliskan sekian baris kalimatnya.
Berikut ini beberapa pandangan dangdut dari kacamata Inul Daratista.
Baca Juga: Jerman Taklukkan Swedia, Cinta Laura Girang
Dangdut itu evergreen
Dangdut telah melahirkan dan membesarkan nama Inul Daratista. Menurut Inul musik dangdut itu tak lekang ditelan jaman.
"Dangdut itu katanya kampungan, norak, gak berkelas, bahkan ada bbrp org masih gengsi bersentuhan dengan dangdut. Tapi bagiku DANGDUT itu musik khas Indonesia sepanjang masa dan sepanjang jaman, aku bisa seperti skrg ini juga dr dangdut. Terbukti acara apapun bisa diterima,"ungkapnya.
Dangdut itu fleksibel
Baca Juga: Rupanya, Rhoma Irama Belum Mau Sepanggung dengan Inul Daratista
Menurut Inul, dangdut itu fleksibel, lagu apapun bisa dimainkan jadi versi dangdut. Dangdut juga bisa dipakai di banyak acara dari yang elit, termasuk acara pilkada.
"Pilkada seantero jagat yang dipake artis dangdut semua, dari yang senior junior, kelas kampung sampai kelas kakap," katanya.