Dulu Di-bully, 3 Perempuan Ini Sekarang Jadi Artis Beken

Yazir Farouk Suara.Com
Minggu, 03 Juni 2018 | 12:25 WIB
Dulu Di-bully, 3 Perempuan Ini Sekarang Jadi Artis Beken
Tina Toon saat berkunjung ke redaksi Suara.com di Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. [suara.com/Tomi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Fenomena bullying atau perundungan di sekolah bukan terjadi akhir-akhir ini saja. Kasus tersebut sebenarnya sudah ada sejak lama.

Hanya saja, apa yang terjadi dulu tak seramai dibahas seperti sekarang. Pasalnya, saat itu belum ada teknologi untuk memudahkan merekam aksi bullying dan menyebar lewat media sosial.

Praktik bullying di masa-masa sekolah pun bisa dialami siapa saja, termasuk mereka yang kini telah menjadi artis.

Liputan khusus Suara.com kali ini memang membahas mereka yang pernah mengalami perundungan di masa-masa sekolah lalu menjelma menjadi artis beken.

Langkah demi langkah mereka lewati untuk bangkit dari keterpurukan akibat di-bully. Dan, mereka berhasil melewati itu hingga menjadi sosok yang dipuja-puja: artis.

Setidaknya ada tiga artis yang kami bahas kisahnya dalam liputan khusus ini. Mereka adalah Tina Toon, Citra Scholastika, dan Prilly Latuconsina.

Berikut ulasannya:

1. Tina Toon

Tina Toon. (Instagram)

Baca Juga: Unggah Foto Jadul, Tora Sudiro Mirip Andre Stinky?

Mantan penyanyi cilik Tina Toon ternyata pernah menjadi korban perundungan sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Tina menjadi target perundungan karena saat itu, selain badannya gemuk, dia juga seorang figur publik.

Bintang film Cinta Dalam Kardus itu mengatakan rata-rata perundungan yang dialami dalam bentuk verbal.

"Mereka bully dalam bentuk verbal, yang ngatain fisik. Itu bahaya bisa keingat terus kan," kata Tina.

Tina masih ingat betul salah satu momen terburuk ketika dia di-bully. Kala itu, penyanyi yang melambung lewat lagu Bolo-Bolo ini baru saja berhasil meraih juara kelas di tengah kesibukannya sebagai penyanyi.

"Yaudah, gara-gara itu aku jadi target empuk mereka. Di-bully rame-rame di lapangan, untungnya ketahuan guru," ujarnya mengenang.

Trauma sudah pasti dirasakan Tina. Tapi perlahan, dia mulai bangkit berkat berbagai prestasi di panggung hiburan dan akademis yang dicapai.

Ditambah, Tina ketika beranjak dewasa berhasil menurunkan berat badannya. Kata dia, ini sebagai pembuktian kepada teman-temannya yang pernah melakukan perundungan.

"Trauma pasti, tapi aku arahin ke yang positif. Kayak belajar yang semangat, eh dapet rangking satu. Terus aku diet, berhasil. Ya hal-hal positif aja," katanya.

"Aku kan fight terus ya, buktiin yang terbaik. Karena aku rangking satu terus, jadinya dapet beasiswa segala macam kan. S2 aku juga udah lulus," ujar dia bangga. [Wahyu Tri Laksono]

2. Citra Scholastika

Duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) jadi masa-masa tersulit buat penyanyi Citra Scholastika. Citra yang waktu itu masih tinggal di Yogyakarta mengalami perundungan dari teman-teman sekolah.

"Itu masa tersuram yang pernah Citra rasakan. Waktu itu aku merasa orang yang paling gampang di-bully," kata Citra.

Bentuk perundungan yang dialami bermacam-macam. Diantaranya, dia pernah diasingkan hingga dipermalukan. "Pokoknya disiksa secara mental," ucap dia.

"Satu hari rasanya seperti dilalui satu abad lamanya," kata Citra lagi.

Satu-satunya penyebab Citra dirisak adalah karena penampilannya yang dianggap kurang fashionable alias culun. Bukannya tak mampu berpenampilan trendi, Citra saat itu memang diminta sang bunda untuk fokus saja menempuh pendidikan.

"Orangtua meminta untuk fokus belajar ketimbang sok asyik di sekolah," ucapnya.

Perundungan paling sering datang dari kakak kelas Citra. Mereka, kata si pelantun Everybody Knew ini seperti menjadi penguasa yang selalu menindas.

"Kakak kelas selalu merasa lebih bersikap berkuasa daripada berusaha menjadi penyambut yang teduh kepada adik kelas," ujarnya.

Ingin mengubah segalanya, Citra waktu itu memutuskan bergabung menjadi anggota OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Tujuannya, bukan untuk balas dendam, melainkan bersuara agar tak ada lagi praktik perundungan di sekolah.

Penyanyi Citra Scholastika.  [suara.com/Yazir Farouk]

"Dan ketika jadi kakak kelas aku bela-belain jadi OSIS biar punya kesempatan bersuara. Sebisa mungkin bisa meyakinkan adik kelas untuk merasa tidak takut bahwa sekolah tempat yang aman untuk belajar," kata dia.

Cita-cita mulia Citra berhasil. Dia merasa bersyukur pola pikir para senior di sekolahnya akhirnya berubah.

"Gue sebagai kakak kelas ngasih contoh untuk tampil keren nggak perlu sampai mem-bully orang lain, justru kita tunjukin prestasi gitu," ujar Citra [Ismail]

3. Prilly Latuconsina

Siapa sangka Prilly Latuconsina dulu pernah dirisak. Pengalaman pahit ini dialami bintang Ganteng Ganteng Serigala itu saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

Prilly kena bully karena fisiknya. "Iya (di-bully) soal postur aku yang pendek," katanya.

Mereka yang merundung Prilly adalah kakak kelasnya. Dia mengakui senioritas di sekolahnya saat itu begitu terasa.

Padahal, bagi Prilly, senioritas bukan lah hal perlu dilakukan. Terlebih, kata dia, senior dan junior hanya beda setahun saja.

"Tapi mereka memperlakukan adik kelas kayak di bawah banget," ujarnya.

Berhasil melewati masa-masa itu, Prilly masih dirisak ketika terjun ke panggung hiburan Tanah Air.

Bedanya, bentuk perundungan kali ini tak secara langsung disampaikan, melainkan lewat media sosial.

Prilly bahkan pernah berniat untuk mundur sebagai artis. "Kadang kalau di-bully netizen, 'Udah ah nggak mau jadi artis', capek banget, masak aku nggak salah apa-apa dijudge," katanya.

Perlahan, Prilly mulai tak acuh terhadap risakan yang datang. Dia menganggap sebagai angin lalu saja.

Fans jadi satu-satunya faktor yang bikin Prilly tetap bertahan sampai sekarang dan meraih sejumlah prestasi.

"Karena ada fans 'Jangan dong kita kangen ngeliat film kamu'. Akhirnya semangat lagi buat kerja," ujar Prilly. [Sumarni]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI