Kontroversi Film dan Kisah Heroik di Balik Buku Bumi Manusia

Suwarjono Suara.Com
Sabtu, 26 Mei 2018 | 19:47 WIB
Kontroversi Film dan Kisah Heroik di Balik Buku Bumi Manusia
Syukuran syuting Bumi Manusia (falconpictures_/instagram).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Maria Eva De Jongh

Jilid pertamanya dibawakan secara oral pada para kawan sepenjaranya, dan sisanya diselundupkan ke luar negeri untuk dikoleksi pengarang Australia dan kemudian diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Indonesia.

Pada bulan April 1980 selepas dari tahanan, Hasjim Rachman, mantan pemimpin redaksi Bintang Timur, dan Pramoedya menemui Joesoef Isak, mantan wartawan Merdeka yang belasan tahun mendekam di Rutan Salemba.

Diskusi berkembang, dan kesepakatan dicapai untuk menerbitkan karya eks-tapol yang selama ini tidak mendapat sambutan dari penerbit lain.

Naskah pertama yang terpilih untuk diterbitkan adalah Bumi Manusia. Pramoedya kembali bekerja keras memilah tumpukan kertas doorslag yang berhasil diselamatkannya dari Pulau Buru. Hampir semua naskah aslinya ditahan oleh petugas penjara dan sampai tidak pernah dikembalikan.

Dalam kurun waktu tiga bulan, Pram berhasil menyusun kembali tumpukan kertas yang sudah lusuh menjadi sebuah buku. Awal Juli 1980, naskah Bumi Manusia dikirim ke percetakan Aga Press dan cetakan pertama keluar pada 25 Agustus 1980.

Selengkapnya Klik di Sini 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI