Suara.com - Album rock klasik di Indonesia era 70-an, Ken Arok dari musisi legendaris Harry Roesli kembali dicetak ulang pada 20 Mei 2018 kemarin.
La Munai, sebuah label asal Jakarta telah terlebih dulu merilis Philosophy Gang, debut album dari musisi asal Bandung ini. Dan kini menyusul karya terbaik sang maestro, Ken Arok.
Album yang berada di posisi sepuluh dalam 150 Album Terbaik versi Rolling Stone Indonesia ini sebenarnya dikonsepkan untuk menjadi musik latar opera dan menjadi album ketiga yang dirilis oleh Harry Roesli Gang.
Ken Arok aslinya merupakan pagelaran musik opera pertama di Indonesia yang dipentaskan pada 12 April 1975 di Gedung Merdeka Bandung.
Baca Juga: Dikenal Jago Cover Lagu, Hanin Dhiya Akhirnya Luncurkan Album
Dua tahun setelah pementasan, album ini sebelumnya dirilis dalam format kaset pertama kali oleh Eterna records di tahun 1977. Empat puluh satu tahun kemudian, La Munai kembali mencetak ulang album rock klasik ini dalam format piringan hitam atau vinil.
Selain Harry Roesli, beberapa musisi legendaris yang terlibat dalam album klasik ini. Diantaranya Adhi dan Albert Warnerin. Dua orang ini tergabung dalam grup band Giant Step, band dimana Kepala Bekraf Triawan Munaf pernah menjadi keyboardis di sana.
Almarhum Harry Roesli dikenal sebagai musisi dan tokoh yang melahirkan budaya musik kontemporer dan konsisten memancarkan kritik sosial.
Baca Juga: Rayakan Satu Tahun Album, Teddy Adhitya Siapkan Konser Khusus
Cucu dari pujangga Marah Roesli ini dikenal karena penampilan khasnya berkumis, bercambang, berjanggut lebat, berambut gondrong dan berpakaian serba hitam.
Semasa hidupnya, Harry Roesli membina para seniman jalanan dan kaum pemulung di Bandung lewat Depot Kreasi Seni Bandung (DKSB) yang didirikannya. Rumahnya di Jl WR Supratman 57 Bandung dijadikan markas DKSB.
Adapun piringan hitam album reissue Ken Arok sedianya telah dicetak sebanyak 333 kopi.