Suara.com - Artis Wanda Hamidah bersyukur ketika Presiden Soeharto mundur sebagai presiden pada 21 Mei 1998, 20 tahun silam.
"Hari ini 20 tahun lalu saya berada di DPR RI bersama teman-teman mahasiswa dari seluruh Indonesia, mensyukuri mundurnya Presiden Soeharto," ujar Wanda Hamidah kepada Suara.com, Senin (21/5/2018) kemarin.
Hari ini, Selasa (22/5/2018) tepat sehari setelah Presiden Soeharto menyatakan mundur. Sedikit flashback, eurofia kebahagian masih terasa di tengah para mahasiswa yang menduduki gedung DPR/MPR saat itu.
"Saya ingat, hari ini saya masih di gedung (DPR/MPR), bahkan dari sejak 3 hari lalu (20-22 Mei 1998) saya menginap di sana. Saya juga ikutan naik ke atap gedung bersama teman-teman, meskipun saya nggak ikut teman-teman yang sampai nyebur ke kolam ya, " kenang Wanda Hamidah akan peristiwa bersejarah, 20 tahun yang lalu tersebut.
Baca Juga: 20 Tahun Reformasi: Militer Melawan Terorisme Tak Jawab Masalah
Artis yang pernah jadi aktivis 98 ini juga merasakan bagaimana getirnya suasana pada Mei 98, saat di Jakarta berkecamuk demo menentang pemerintahan orde baru. Lewat pesan pendeknya, dirinya mengungkapkan pengalamannya.
"Di jaman Soeharto, saya merasakan bagaimana dibelenggu. Tak bisa vokal dan mengkritisi yang tujuannya membangun. Mau beli buku saja tidak sebebas sekarang. Zaman dulu, fotokopi harus ngumpet-ngumpet, mau ngumpul dengan teman juga harus ngumpet-ngumpet," kenang mantan mahasiswa hukum Universitas Trisakti ini.
Ibu dari 6 anak ini sendiri mengaku pernah menjadi orang yang dicari alias Daftar Pencarian Orang (DPO). Walhasil, dirinya pun tak diperbolehkan berdemonstrasi oleh ibundanya.
"Saya pernah dikunciin di rumah, nggak boleh ikut demo," tutup Wanda Hamidah.
Baca Juga: Hari-hari Terakhir Soeharto, Satu Hikayat dari Si Tukang Kebun