4 Film yang Terinspirasi dari Perjuangan Buruh

Selasa, 01 Mei 2018 | 12:49 WIB
4 Film yang Terinspirasi dari Perjuangan Buruh
Potongan adegan Minggu Pagi di Victoria Park. (Youtube)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peringatan Hari Buruh sering diidentikkan dengan aksi demonstrasi oleh para buruh. Tapi, Anda yang di rumah bisa memilih menikmati hari libur ini dengan menonton film-film bagus yang terinsiprasi dari perjuangan para buruh. Berikut pilihannya yang telah dirangkum Suara.com.

1. Migrant Dreams
Film dokumenter garapan Min Sook Lee ini mengangkat kehidupan pekerja migran di Ontario, Amerika Utara. Lensa Lee mengikuti sekelompok pekerja migran asal Indonesia yang tergiur manisnya tawaran pekerjaan di Amerika. Bukannya mendapat pekerjaan yang dijanjikan, mereka justru terjebak dalam eksploitasi.

Melalui akses dari organisasi Justicia untuk Pekerja Migran, Lee mengekspos ketidakadilan yang dihadapi pekerja migran asing dengan kemampuan bahasa Inggris terbatas dan ketakutan akan dideportasi. Untuk membuat karya ini, Lee terjun langsung sebagai pekerja migran dan mendapati ketidakadilan yang dihadapi kaum buruh asing di Amerika.

2. Kisah Tiga Titik
Sesuai judulnya, film ini mengisahkan tiga perempuan dengan nama panggilan yang sama, yakni Titik sebagai perempuan pekerja. Titik Sulastri (Ririn Ekawati) misalnya, digambarkan sebagai janda beranak dua yang harus membanting tulang sebagai buruh di pabrik garmen yang bergaji rendah sepeninggal sang suami. Hal ini dilakukannya karena perusahaan sang suami tak memberikannya pesangon.

Baca Juga: Empat Modus Perusahaan Media Langgar Jaminan Sosial Buruh

Titik Dewanti Sari (Lola Amaria), digambarkan sebagai manajer yang cerdas namun kurang mampu bergaul. Suatu ketika perusahaan memindahkannya sebagai manager HRD di pabrik garmen, tempat dimana Titik Sulastri bekerja. Pertemuannya dengan Titik Sulastri, membuat Titik Dewanti tumbuh menjadi manajer yang pro buruh kecil hingga ditentang perusahaan.

Sementara itu, Titik Kartika digambarkan sebagai buruh kecil di pabrik sepatu rumahan. Meski demikian, semangatnya dalam memperjuangkan keadilan hak para buruh patut diapresiasi.

3. Marsinah
Marsinah merupakan seorang aktivis dan buruh pabrik PT Catur Putra Surya (CPS) Sidoarjo, Jawa Timur, pada era pemerintahan orde baru. Saking vokalnya dalam memperjuangkan hak-hak buruh, tiba-tiba Marsinah menghilang dan ditemukan terbunuh pada Mei 1993. Hasil otopsi menunjukkan bahwa Marsinah tewas akibat penganiayaan berat. Kisah Marsinah kemudian diangkat menjadi sebuah film oleh Slamet Rahardjo, dengan judul Marsinah (Cry Justice).

4. Minggu Pagi di Victoria park
Film ini merupakan persembahan bagi para pekerja migran sebagai pahlawan devisa negara. Dibintangi oleh Lola Amaria yang berperan sebagai Mayang, Minggu Pagi di Victoria Park mengisahkan perjalanan tenaga kerja wanita di Hongkong.

Keberangkatan Mayang ke Hongkong tak hanya untuk mencari sesuap nasi, namun juga mencari kabar sang adik yang sudah lebih dulu menjejakkan kaki ke Hongkong sebagai pekerja. Film ini mengisahkan dengan jelas bagaimana kehidupan TKW Indonesia di Hongkong dan segala masalahnya.

Baca Juga: Fadli Zon Nilai Nasib Buruh di Era Jokowi Makin Suram

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI