Pesona Bill Haley dan Rock Around The Clock yang Mendunia

Wahyu Nugroho Suara.Com
Kamis, 12 April 2018 | 09:26 WIB
Pesona Bill Haley dan Rock Around The Clock yang Mendunia
Bill Haley saat jumpa pers Hotel Savoy London, Februari 1957 (AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jika ada lagu rock and roll punya angka penjualan paling tinggi diantara triliunan lagu rock and roll yang pernah dibuat musisi di planet bumi ini, maka lagu tersebut adalah, dan hanya satu-satunya, "Rock Around The Clock" yang dipopulerkan Bill Haley and His Comets. Sebuah lagu yang menempatkan rock and roll dalam peta musik dunia.

Perangko Bill Haley (shutterstock,com)

Tepat pada tanggal ini, 12 April, 62 tahun yang lalu, yaitu pada tahun 1954, Musisi Bill Haley dan bandnya yang bernama Bill Haley and His Comets merekam lagu "Rock Around The Clock" di Pythian Temple studios di New York City. Usai direkam, lagu ini dirilis perusahaan rekaman Decca lewat format piringan hitam dan disebar ke toko piringan hitam di seluruh kota New York pada 20 Mei 1954 dan diulangi lagi pada tanggal yang sama setahun berikutnya.

Ironisnya lagu ini sebenarnya bukan ditulis Bill Haley, melainkan oleh Max.C Freedman dan James E. Myers. Max dan James menulis lagu rock and roll dengan format blues 12 bar pada 1952. Sebenarnya lagu ini sudah direkam sebelumnya oleh band asal Italia, Sonny Dae and His Knights pada 20 Maret 1954, namun gagal mencetak hit.

Baca Juga: Ahok Penggemar The Beatles

Berkat lagu ini, Bill Haley and His Comets dan musik rock and rollnya terdengar dan populer di seluruh dunia, sampai ke telinga negara yang masih belum lama merdeka saat itu yang bernama Indonesia.

Lima tahun merdeka, meski lepas dari penjajahan, baik Jepang dan Belanda, namun di era 50an, telinga dan budaya Indonesia boleh dibilang 'dijajah' oleh musik rock and roll ala barat.

Lewat bukunya, 100 Tahun Musik Indonesia, almarhum pengamat musik Denny Sakrie mencatat bahwa anak-anak muda saat itu amat menggandrungi musik rock and roll dari Amerika yang didengar mereka lewat melaui siaran radio-radio luar negeri seperti di ABC Australia, Hilversum Belanda, dan Voice of Amerika (VOA) tak terkecuali lagu yang menjadi soundtrack film-film Barat yang diimpor ke Indonesia.

Dijelaskan di bukunya, musik rock and roll yang berasal dari Amerika Serikat menjadi wabah yang menyebar di seluruh dunia. Sosok pemusik rock and roll yang tampil dalam film Rock Around The Clock (1956) memukau anak muda Indonesia yang menyaksikan tingkahnya lewat bioskop.

Bill Haley dan istri di Southampton, 5 February1957 (AFP)

Baca Juga: Paul McCartney Gugat Sony Terkait Kepemilikan 3 Lagu The Beatles

Kepopuleran Bill Haley and His Comets, juga musik rock and roll yang diteruskan oleh Elvis dan musisi rock and roll lainnya yang muncul saat itulah yang kemudian menjadi pemicu anak muda membuat band untuk pertama kalinya, yang dulu terkenalnya dengan istilah orkes (beda dengan orkes melayu). Banyak band (orkes) terbentuk, banyak festival musik digelar sampai-sampai pada proklamasi 17 Agustus 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah manifesto yang diberi nama Manipol USDEK singkatan dari Manifesto politik / Undang-Undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia.

Manifesto inilah yang menjadi awal represi musik rock and roll di Indonesia. Sejak Oktober 1959, lewat siaran RRI, Presiden Soekarno menegaskan untuk melarang memutar dan memainkan semua jenis musik dan lagu rock and roll barat, termasuk di dalamnya Elvis, Bill Haley and His Comets dengan lagu "Rock Around The Clock" nya yang mendunia ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI