Suara.com - Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengatakan Indonesia perlu menambah jumlah layar bioskop, karena saat ini belum dapat menjangkau seluruh masyarakat Indonesia.
"Industri perfilman Indonesia sendang membaik, namun sayangnya jumlah layar lebar kita masih sedikit, untuk itu Indonesia mengundang investor asing agar menanamkan modalnya membangun bioskop," kata Triawan, Rabu (21/2/2018).
Dia mengatakan jumlah penonton Indonesia pada 2017 mencapai 42 juta penonton, angka tersebut naik 5,5 juta dibandingkan tahun sebelumnya.
Sayangnya potensi tersebut masih dibatasi oleh jumlah layar, padahal telah diakui bahwa teater bioskop di Indonesia adalah terbaik di seluruh dunia.
Selain menambah jumlah layar bioskop, Indonesia juga perlu membentuk ekosistem perfilman agar industri perfilman nasional semakin produktif.
Hal itu juga diakui oleh Direktur Utama Perum PFN Abduh Aziz bahwa Indonesia perlu membangun ekosistem perfilman salah satunya dengan membuat kebijaka yang berpihak pada para pelaku yang bergerak dibang perfilman.
Selain itu, dia juga memandang perlunya penambahan layar bioskop di Indonesia.
"Kita baru punya sekitar 1.500 layar untuk penduduk Indonesia yang jumlahnya sekitar 250 juta jiwa, sedangkan Cina sudah memiliki 60.000 layar, Korea juga mempunyai sekitar 4000 layar," kata dia.
Menurut dia, bisinis bioskop adalah bisnis yang menggiurkan, tetapi pemodal masih enggan menaruh dana dalam binis tersebut.
"Untuk itu maka kita perlu memikirkan skema pendanaan agar pemodal mau berinvestasi dalam pembangunan bioskop," kata dia. (Antara)