Suara.com - Aktris dan sutradara Lola Amaria kembali memproduksi sebuah film. Kali ini, perempuan kelahiran 30 Juli 1977 itu menggarap film berjudul LIMA.
Rupanya, film LIMA berangkat dari keresahan Lola Amaria terhadap minimnya pengamalan Pancasila dalam masyarakat Indonesia belakangan ini. Karena masyarakat hanya terkesan menghafal Pancasila tapi tak mengaplikasikannya ke kehidupan sehari-hari.
Buktinya banyak contoh kasus yang terjadi belakangan ini, di mana orang-orang gampang menghakimi sesama. Padahal orang tersebut belum terbukti bersalah.
Baca Juga: Masih Lajang di Usia 40 Tahun, Lola Amaria: Saya Merdeka
"Film ini berusaha untuk mendekatkan kesana. Kalau Pancasila itu bukan untuk dihafal, tapi bagaimana Pancasila dipakai dalam kehidupan sehari-hari yang dekat dengan kita, keluarga dan tempat kerja," ujar Lola Amaria, saat ditemui di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Selasa (30/1/2018).
Lola Amaria menambahkan kalau film ini juga akan berbeda karena digarap oleh lima sutradara yang berbeda. Masing-masing sutradara akan menggarap cerita sesuai dengan kelima sila Pancasila.
"Project film LIMA ini yang menarik adalah suatu film utuh yang disutradari lima orang dengan lima cerita. Ini kita bilang Pancasila ya dari sila satu sampai lima, ini nggak putus di satu film, ini utuh," sambung sutradara film Labuan Hati ini.
Film LIMA ini digarap lima sutradara di antaranya: Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, Lola Amaria, Harvan Agustriansyah, dan Adriyanti Dewanto. Film ini juga akan dibintangi sejumlah artis seperti Prisia Nasution, Yoga Pratama dan beberapa pendatang baru.
Baca Juga: Lola Amaria Gelar Pesta Rakyat di Labuan Bajo
Film LIMA ini memceritakan kisah sebuah keluarga yang terdiri dari tiga anak dan satu pembantu. Di mana ketiga anak ini berdebat akan kematian ibunya, karena dari masing-masing mereka memiliki agama yang berbeda dengan sang ibu.