Cerita Sedih Reynold Surbakti Dampingi Terpidana Mati

Minggu, 28 Januari 2018 | 09:01 WIB
Cerita Sedih Reynold Surbakti Dampingi Terpidana Mati
Reynold Surbakti (Sumarni/Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kapan Anda mulai terlibat di Lapas Nusakambangan?

Sekitar dari tahun 2011 itu deh. Sampai 2013.

Jadi apa peran Anda di sana?

Jadi mereka terpidana mati dikumpulkan. Yang paling banyak dari Lapas Pasir Putih, yang paling pojok, sekitar 70 orang. Nah mereka ini dibantu yayasan kita ngurusin masalah hukumnya, ada yang naik banding, peninjauan kembali (PK).

Baca Juga: Polisi Bantah Rumah Tessa Kaunang Digerebek, Sandy Tumiwa Bohong?

Kasusnya apa aja?

Ada yang pembunuhan, pemerkosaan, ada narkoba.

Pelajaran apa yang bisa Anda petik selama menjadi pendamping terpidana mati apa?

Jadi lebih menghargai hidup.

Curhatan paling sedih dari mereka apa?

Baca Juga: Sandy Tumiwa: Tessa Kaunang Akui Sering Ajak Lelaki Menginap

Mereka semuanya pingin hidup. Suka kepikiran kalau mereka curhat. Bahkan ada barang-barang mereka yang ada di saya. Ada terpidana mati ngasih saya hadiah sepatu. Dikasih kenang-kenangan. Dia sudah meninggal sekarang. Sudah dieksekusi.

Sejauh ini Anda sudah mendampingi berapa orang?

Kegiatan kita di sana pelayanan rohani. Kita ketemunya gantian. Biasanya kita ke sana minggu terakhir setiap bulan. Selama minggu ke-4, biasanya kita dari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, kita di sana bolak-balik keluar Nusakambangan. Jadi sudah bertemu banyak sekali dari mereka. Tapi tidak semua dari mereka kita bantu. Hanya yang tertentu.

Yang paling berkesan apa?

Yah semuanya menyedihkan. Karena mereka di penjaranya belasan tahun dan masuk sebagai terpidana mati. Tetapi mereka menjalankan hukuman badan juga. Harusnya kalau sudah terpidana mati langsung dieksekusi. Nggak usah dipenjara selama belasan tahun, kalau begitu hukumannya turun dong, misal jadi seumur hidup.

Anda tak menyesal sempat meninggalkan akting untuk kegiatan ini?

Nggaklah. Ini panggilan hati.

Sekarang masih sering mendampingi mereka?

Sekarang di Nusakambangan ada penyusutan. Jadi beberapa lapas ditutup. Udah berubah situasinya. Sebenernya tahun 2015 saya masih sering ke sana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI