Suara.com - Jeremy Teti membeberkan perihal dukungannya terhadap komunitas Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) yang pernah disampaikannya dalam program talk show di salah satu stasiun TV swasta pada 2015 lalu.
"Itu adalah show televisi. Kalau semuanya pro nggak seru, harus ada pro dan kontra gitu. Ada pendukung, ada kontra itu jadi itu sebuah show, jadi anda jangan baper (terbawa perasaan)," ungkap Jeremy di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (17/1/2018).
Di acara tersebut, lanjut Jeremy, dirinya memang diminta untuk menjadi salah satu pendukung komunitas LGBT. Malah, Jeremy tegaskan tak mendukung LGBT.
Baca Juga: Dihujat, Jeremy Teti Blokir Banyak Pengikut di Instagram
"Karena itu pembagian karakter saja, siapa sih yang dukung kayak gitu-gituan. Gue bukan mau mendukung hal-hal kayak begituan," lanjut lelaki yang pernah menjadi anchor di sebuah staisun TV swasta ini.
Dia ungkapkan dukungan kepada LGBT lantaran diundang dan mengiyakan ketika diminta menjadi salah satu pendukung LGBT.
"Karena diundang dan ini adalah sebuah show, dan yang undang anak didik gue. Hostnya itu dulu adalah reporter saya waktu saya sebagai produser. Saya produser dia masih reporter, saya membimbing dia cara bikin berita dulu," jelasnya.
Jeremy Teti membeberkan talk show tersebut tak ubahnya mirip sinetron yang karakternya sudah dibagi-bagi. "Biasalah pembagian karakter seperti sebuah sinetron dan sebuah film," tutur Jeremy.
Baca Juga: Dirisak Gara-gara Dukung LGBT, Jeremy Teti: Mereka Sayang Saya
Dalam potongan video pendek yang diambil dari salah satu program talk show yang ditayangkan di tahun 2015 lalu di TV One, Jeremy Tety lantang mendukung komunitas LGBT. Bahkan, dalam video yang tersebar di Youtube, dia mengatakan laki-laki bisa hamil dengan cara meminjam rahim.
Akibat mengeluarkan pendapat tersebut, Jeremy Teti dihujat dan dituduh sebagai pendukung LGBT.
Jeremy Teti kelahiran Atambua, Nusa Tenggara Timur, pada 31 Maret 1968. Dai pernah bekerja sebagai presenter dan pembawa berita Liputan 6 di SCTV.
Jeremy Teti memulai karir di SCTV Surabaya sebagai announcer continuitydan tampil on air perdana pada 24 Agustus 1996 bersama Ira Koesno di Liputan 6 Pagi.
Sebagai jurnalis, nyawa Jeremy Teti terancam saat meliput jajak pendapat di Timor Timur saat akan lepas dari Indonesia. Dia juga pernah mengalami kejadian yang nyaris mengancam jiwanya saat ricuh tahun 1998. Selama karirnya, Jeremy teti pernah beberapa kali menjadi nominator di ajang penghargaan Panasonic Award.
Sejak 1 Agustus 2013, Jeremy Teti resmi mengundurkan diri dari SCTV dan fokus menggeluti karir di dunia hiburan.