Suara.com - Budayawan dan penyair asal Semarang Darmanto Jatman meninggal dunia dalam usia 75 tahun di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi, Sabtu (13/1/2018). Guru Besar Emeritus Universitas Diponegoro (Undip) itu tutup usia sekitar pukul 17.00 WIB.
"Sebelumnya sudah mengalami stroke," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Humas Undip, Nuswantoro Dwiwarno seperti dikutip Madiunpos.
Darmanto sudah dirawat di rumah sakit sejak 3 Januari lalu. Kondisi kesehatannya menurun akibat terkena infeksi kandung kemih.
Jenazah Darmanto disemayamkan di rumah duka, Jl. Menoreh Raya No. 75, Semarang dan akan dimakamkan di Permakaman Undip. Hanya saja, waktu pemakaman masih dibicarakan oleh keluarga.
Baca Juga: Jelang Pilkada, Ketua MPR: Jangan Pakai Politik Uang dan Isu SARA
"Ada rencana dimakamkan di Permakaman Undip, tetapi pastinya masih menunggu kepastian dari keluarga. Sebab, anaknya yang berada di Australia baru sampai di Indonesia besok [Minggu, 14 Januari 2018) sore pukul 16.00 WIB," ujar Nuswantoro.
Darmanto Jatman merupakan sosok yang dikenal kiprahnya dalam dunia sastra dan seni. Dia juga tercatat sebagai perintis dan pendiri Jurusan Psikologi Undip. Pada usia 65 tahun, dia dikukuhkan sebagai guru besar.
Dalam dunia seni, Darmanto pernah mendirikan Teater Kristen Yogya dan Studiklub Sastra Kristen Yogya. Kumpulan sajaknya juga diterbitkan, seperti Sajak-Sajak Putih (1965) bersama Jajak M.D. dan Dharmadi Sosropuro, Sajak Ungu (1966) bersama A. Makmur Makka, dan pernah menyutradarai beberapa pementasan teater.
Darmanto juga kerap diundang untuk membacakan puisinya di forum-forum internasional, seperti Festival Puisi Adelaide di Austria (1980), International Poetry Reading di Rotterdam, Belanda (1983) yang kemudian dibukukan. Tercatat, banyak sekali karya sastra Darmanto, seperti Sajak-Sajak Manifes (1968), Bangsat (1975), Ki Blaka Suta Bla Bla (1980), Karto Iyo Bilang Boten (1981), Sang Damanto (1982), dan Golf untuk Rakyat (1995).
Baca Juga: Langkah Bambang Soesatyo Jabat Ketua DPR Makin Mulus