Suara.com - Putra Deddy Corbuzier, Azkanio Nikola Corbuzier mendapat penghargaan dari situs berbagi video YouTube belum lama ini. Azka-sapaan akrab Azkanio-diganjar sebagai YouTuber termuda di Indonesia dengan lebih dari 100 ribu subscribers.
Deddy sebagai orangtua tentu saja merasa bangga. Apalagi, ini bukan satu-satunya kreativitas Azka yang disorot publik.
Pada 2015, Azka bikin heboh dengan video curhatnya berjudul Story of a Broken Home Kid yang diunggah ke YouTube. Juni tahun lalu, dia juga meluncurkan buku berjudul Story of My Life #azkacorbuzier.
Belum lama ini, Suara.com sempat mewawancarai Deddy Corbuzier tentang pencapaian sang putra di usia muda. Kami juga sedikit membahas pola asuh dan didik yang diterapkan Deddy untuk Azka. Berikut wawancaranya:
Baca Juga: Masuk Jalur Busway, Dewi Perssik dan Suami Nyaris Dikeroyok Warga
Sebagai ayah, bagaimana perasaan Anda setelah Azka mendapat gelar YouTuber termuda dengan lebih dari 100 ribu subscribers?
Ya bangga ya, nggak nyangka aja. Pas dikasih tahu itu saya cukup kaget. Ternyata anak saya kreatif banget. Dan video-videonya bisa menginspirasi banyak orang ternyata. Buktinya banyak yang subscribe.
Anda tentunya mendukung apa yang dilakukan Azka selama ini ya?
Ya pasti dukunglah, apapun selama itu positif saya pasti dukung. Ya walaupun saya sempat kaget dengan penghargaan ini tapi saya bangga.
Ngomong-ngomong Anda yang mengajari Azka untuk membuat video ya?
Baca Juga: Kata Hotman, Jedun Pernah Tanya: Apa Salahnya Lelaki 4 Istri?
Oh nggak, itu dia edit video sendiri, semuanya dilakukan sendiri. Saya sebagai orang tua mengarahkan aja, semisal diminta soal video yang mau dibuatnya. Justru malah saya mendapat pengetahuan vlog dari Azka, gimana cara bikinnya dan semuanya sampai akhirnya jadi video utuh.
Itu sebabnya belakangan Anda sering buat vlog?
Ya saya mau saingan sama anak saya jadi youtuber. Masa dia yang masih kecil subscribernya sudah banyak tapi saya nggak bisa. Makanya saya mau saingan.
Azka kini makin dikenal publik. Sudah ada tawaran main sinetron atau film?
Oh iya berbagai macam tawaran syuting memang datang. Apalagi film untuk anak-anak ya banyak sekali. Tapi ketika saya tanya berapa lama syutingnya. Terus mereka bilang 2-3 minggu, saya kesal dan marahin mereka. Saya bilang terus anak gua nggak sekolah. Anak gua butuh sekolah dan belajar.
Kenapa Anda bisa semarah itu?
Ya memangnya kalau anak saya terkenal terus mau jadi apa. Terkenalnya sekarang kalau besar memang jadi apa. Joshua dulu terkenal pas kecil sekarang pas sudah besar biasa-biasa aja. Malah sekarang ikutan main vlog, lebih hebat anak saya lebih dulu main vlog di usianya yang masih kecil.
Tapi Azkanya mau untuk bermain film atau sinetron?
Nah ini lucunya, ketika saya tanya kamu mau masuk televisi nggak, dia biIang nggak mau. Pernah jawabannya sekali ketika saya tawarin buat main, dia bilang "are you crazy dad". Saat itu saya tawarin main sinetron stripping.
Saya selalu bilang dulu kepada anak saya apapun itu, walau jika dia mau tetap akan saya tidak bolehkan. Karena di usianya sekarang memang waktunya main. Sebelum 17 tahun memang Azka masih tanggung jawab saya sebagai orang tua.
Memang Azka tipikal anak yang seperti apa sih?
Ya anak kecil pada umumnya. Dia diminta main film dan sinetron lebih memilih main komputer dan Playstation di rumah. Makanya saya nggak jamin banyak anak kecil main film atau sinetron nothing to lose, pasti ada paksaan dari orang tuanya.
Anda tidak membatasi ruang gerak Azka? Internet dan game juga ada dampak buruknya jika tidak diawasi.
Saya sih nggak pernah membatasi ya, mau belajar boleh, mau main gadget boleh, mau main berantem boleh di PS. Saya tipikal orang tua yang membebaskan kok. Karena dia sudah belajar di sekolah dari jam 07.00-15.00 di sekolah masa di rumah disuruh belajar lagi.
Saya aja kalau Azka ada PR dari gurunya, saya suruh nggak usah dikerjain. Karena guru yang kasih PR ke muridnya itu biasanya nggak menguasai materi atau malas.
Anda serius?
Iya Azka nggak ngerjain saya suruh begitu. Tapi akhirnya pihak sekolah protes dan komplain. Ya saya kena dipanggil ke sekolah.