Benua lalu meminta fasilitas kursi roda dari lounge ke medical. Selain itu, Benua juga meminta dokter tersebut menunjukan surat izin buka praktik dokter.
"Miftah pun meminta kami menunggu , sebab ia akan berkordinasi dengan pimpinannya," tulisnya. "Tidak berselang lama sekitar pukul 07.00, Miftah datang dan menyampaikan bahwa tidak perlu lagi medical check up, ia mengajarkan kami untuk "cheating" (curang) dengan mengaku "Rey sedang tidak hamil" karena tidak begitu kelihatan katanya."
Namun, masalah lagi-lagi datang. Pada Pukul 08.20, Miftah kembali dan menyatakan tidak boleh berangkat dengan alasan sudah "close door" dan tidak ada surat medical check up.
Baca Juga: Cerita Rey Utami "Ngidam" Mobil dan Langsung Dibelikan Suami
Benua mendapat iInformasi dari teman yang berada dalam pesawat. Pertama, belum close door sebab masih banyak orang yang masuk ke pesawat. Kedua, kursi business class sepertinya terisi Penuh sama rombongan.
"Hal ini tentu saja membuat kami bertanya-tanya, pada saat kami meributkan permasalahan ini ada sebagian petugas bandara yang berasumsi bahwa bisa jadi Seat Pak Pablo dan Istri dijual "Go Show" kepada Rekan dari oknum Nam Air atau Sriwijaya Air"
Selain ditelantarkan sampai pukul 11:00 siang, Rey yang tengah hamil juga dibiarkan sendiri di depan counter selama 2 jam lebih.
"Sampai pada akhirnya rey mengatakan bahwa Perutnya sakit, Bang Benua pun berteriak dan meminta pertolongan Petugas bandara, kami pun dibawa ke Lounge kembali dan kami kembali diterlantarkan hingga pukul 15.00 dan tiket kami digantikan."
Mereka kecewa tiket yang diganti adalah kelas ekonomi yang sangat sempit dan AC pun panas. Dikarenakan sudah dijadwalkan harus ke Belitung untuk pembuatan video clip, mereka terpaksa berangkat dengan keadaan yang menyedihkan tersebut.
Baca Juga: Rey Utami Hamil, Suami Dilaporkan Jalan Sama Cewek Lain
"Kami menyarankan agar berdasarkan pengalaman kami untuk lebih memilih-milih maskapai penerbangan, terutama lebih berpikir 2 kali untuk naik Nam Air dan Sriwijaya Air , karena sangat berat kekecewaan kami."