Horor 3 Artis Kerasukan Setan

Yazir Farouk Suara.Com
Minggu, 05 November 2017 | 11:57 WIB
Horor 3 Artis Kerasukan Setan
Diah Permatasari ditemui di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, (Kamis (2/11/2017) [suara.com/Puput Pandansari].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Fenomena kesurupan atau kerasukan setan sudah cukup familiar di Indonesia sejak dulu. Kesurupan, diyakini sebagian orang, adalah kondisi seseorang di bawah kendali makhluk gaib atau hantu.

Orang yang kesurupan cenderung di luar kontrol terhadap dirinya sendiri. Terkadang, suara orang tersebut juga berubah menjadi suara orang lain.

Namun, kesurupan juga diyakini sebagian orang lainnya sebagai penyakit medis. Beberapa pakar psikiater menyebut bahwa penyebab kerasukan tak lepas dari tekanan sosial.

Liputan khusus Suara.com kanal Entertainment edisi November ini tak akan membahas lebih dalam apa itu sebenarnya kesurupan atau kerasukan setan. Kami hanya ingin berbagi pengalaman para artis Tanah Air yang pernah mengalami hal itu.

Kami berhasil mewawancarai tiga artis perempuan, khusus untuk lipuran khusus kali ini. Mereka adalah Diah Permatasari, Roro Fitria, dan Cinta Penelope. Berikut kisah mereka:

1. Diah Permatasari

Apa yang dialami Diah Permatasari terjadi saat syuting film horor Malam Suro di Rumah Darmo pada 2014 silam. Artis yang namanya melejit lewat film Si Manis Jembatan Ancol ini mendadak mengeluarkan ekspresi kesakitan dan berteriak-teriak di lokasi syuting.

Menurut Diah berdasarkan cerita para kru di sana waktu itu, syuting langsung dihentikan sementara. Semua fokus pada dirinya agar kembali siuman.

"Krunya panik karena aku kayak orang kesakitan sambil teriak-teriak. Langsung orang pintar yang ada di lokasi turun tangan nyadarin aku," kata Diah.

Ternyata jauh sebelum itu, Diah juga pernah mengalami hal serupa saat membintangi film horor pertamanya, Si Manis Jembatan Ancol. Disinggung seperti apa rasanya kesurupan, Diah tak bisa menjawab. Yang pasti, setelah sadar dia hanya merasa kelelahan.

"Ya setiap kesurupan badan aku lemes dan capek. Lemas gitu, dan yang tahu aku kesurupan lagi-lagi kru," ujarnya.

Dua kali kesurupan tak membuat artis berusia 46 tahun ini kapok membintangi film horor. Justru dia merasa seru karena harus menjalani syuting di tempat-tempat yang diyakini angker.

"Pengalaman horor saya juga sudah lumayan gitu, jadi saya seru aja. Main film horor itu seru, lagi memang syuting film horor kan ditempat seram. Kayak yang Malam Suro di rumah Darmo itu syutingnya memang asli di rumah Darmo," katanya. [Wahyu Tri Laksono]

2. Roro Fitria

Artis yang satu ini memang dikenal dekat dengan hal-hal berbau mistis. Mengenai kesurupan, artis bernama lengkap KRAy.T.Nyai Roro Fitria, SE. MM itu pernah mengalaminya saat syuting program Mister Tukul Jalan Jalan beberapa tahun lalu.

"Saat itu (kerasukan) didampingi ustadz dan guru spiritual. Guru spiritual tersebut menyampaikan bahwa saudara yang bermuatan metafisika negatif itu adalah siluman harimau," kata Roro yang menamai dirinya Praktisi Supranatural.

Menurut Roro, penyebab dia kerasukan waktu itu karena tak melakukan ritual khusus yang sudah rutin dijalaninya di waktu tertentu. Roro malah syuting untuk acara televisi saat itu.

Syuting program saat itu dilakukan di sebuah bukit yang dipercayai masyarakat lokal cukup angker.

"Tiba-tiba di tengah syuting Nyai langsung berteriak, kejang dan seketika menjatuhkan diri dari atas bukit turun ke bawah. Coba bayangkan, gulung-gulung ke bawah itu harusnya sakit tapi Nyai tidak rasa karena yang menggerak jiwa dan raga Nyai adalah mahkluk metafisika yang bermuatan aura negatif," ujarnya mengenang.

"Kejadiannya sudah lama sekali tiga atau empat tahun yang lalu. Saat itu pagi hari jam dua atau jam tiga dan memang tempatnya angker dan mistis," katanya lagi.

Pasca-kerasukan, Roro mengaku tak mengalami peristiwa ganjil lainnya. Soal berkomunikasi dengan mahkluk astral, dia mengaku sudah pernah melakukannya dulu.

Kejadian itu membuat Roro sadar tak boleh meninggalkan kewajibannya seperti salat lima waktu dan menjalankan tradisi nenek moyangnya dari Kerajaan Mataram Kuno. "Alhamdulillah Nyai barengi dengan salat lima waktu dan doa secara kejawen," katanya. [Puput Pandansari]

REKOMENDASI

TERKINI