"Surau dan Silek" Kenalkan Budaya Minang di Italia

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 01 Oktober 2017 | 22:24 WIB
"Surau dan Silek" Kenalkan Budaya Minang di Italia
Tarian budaya Minangkabau di Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Film "Surau dan Silek" yang mendapat kehormatan ditayangkan pada festival Del Cinema d'Indonesia atau Festival Film Indonesia di Teatro della Compagnia di Kota Florence, Italia, berhasil memperkenalkan kearifan lokal budaya Minangkabau.

Menurut sutradara Arief Malinmudo, festival yang memasuki tahun ke-4 itu fokus mengenalkan Indonesia pada masyarakat Eropa khususnya Italia lewat media Film.

"Pada tahun ini, Surau dan Silek berkesempatan menghantarkan budaya dari bagian barat Indonesia lewat film," kata Arief yang dalam sebuah diskusi juga diminta untuk menjelaskan tentang konsep shalat, silek (silat) dan shalawat yang menjadi salah satu benang merah film.

"Film adalah jendela untuk melihat agama dan budaya, tergantung bagaimana kita persembahkan itu kedalam sebuah karya, karna bahasa film sangat universal, lintas budaya dan agama" ungkap Arief.

Baca Juga: Film "The Seen and Unseen" Bersaing di Festival Film Toronto

Film menurut ayah satu putra ini, adalah jendela untuk melihat agama dan budaya, tergantung bagaimana pekerja film persembahkan itu kedalam sebuah karya, karena bahasa film sangat universal, lintas budaya dan agama.

Sebagai sutradara dan sekaligus penulis skenario, Arief merasa sangat bersyukur bisa hadir di Kota Florence membawa karya sederhanya bersama Mahakarya Pictures dan ditonton masyarakat Italia yang sebagian besar adalah Katolik dan Kristiani.

Pada sesi diskusi, banyak pertanyaan yang muncul seputar nilai-nilai budaya dan keagamaan dari para penonton. Kesempatan tersebut dimanfaatkan Arief untuk menyampaikan pandanganya tentang Minang dan Islam yang termaktub dalam kerangka berpikirnya dalam film Surau dan Silek pada masyarakat Florence.

Festival yang berlangsung pada 22-24 September tersebut dibuka oleh Duta Besar Indonesia untuk Italia Esti Handayani.

Dalam sambutannya, Esti menyampaikan apresiasi tinggi kepada Asosiasi Indonesia Meets Italy (IMI) yang dipelopori Jacopo Cappucio dan Marina Andryani.

Baca Juga: Chelsea Islan Jadi Duta Festival Film Jepang 2016

Cappuccio, penggagas festival Indonesia yang secara rutin setiap tahun mempromosikan film Indonesia melalui Festival del Cinema d'Indonesia Firenze menyatakan bahwa inisiatif penyelenggaraan festival didasari kecintaannya pada Indonesia yang memiliki banyak talenta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI