Lagu "Akad" Di-cover Tanpa Izin, Payung Teduh Tebar Ancaman

Kamis, 28 September 2017 | 12:58 WIB
Lagu "Akad" Di-cover Tanpa Izin, Payung Teduh Tebar Ancaman
Mohammad Istiqamah Djamad vokalis band Payung Teduh. [Instagram @pusakata]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Vokalis band Payung Teduh, Mohammad Istiqomah Djamad, mengaku resah lagu "Akad" sudah di-cover dengan berbagai bahasa. Dari bahasa Jawa hingga bahasa Korea.

Memang bisa jadi hiburan menyenangkan bagi warganet yang menyaksikan video cover "Akad" yang sudah dialihbahasakan. Namun, menurut Djamad, hal itu adalah tindakan yang "brutal".

"Melihat betapa brutalnya aktivitas digital terhadap lagu Akad, terima kasih buat penyambutan lagu Akad, buat apresiasi kalian. Tapi ada yang sudah produksi, sudah rekaman, sudah jualan di Spotify, di iTunes, tanpa seizin kami, lalu perform di TV tanpa seizin kami," ungkap lelaki yang juga disapa Is itu melalui akun Instagram pribadinya, @pusakata.

Is mengaku tidak nyaman lagu "Akad" di-cover tanpa seizin dirinya maupun label yang menaungi Payung Teduh. Di sisi lain, Is mengaku senang karena banyak yang mengapresiasi karyanya.

"Nggak apa-apa, cuma ya izin saja. Namun ketika sudah lebih jauh, ya, mohon maaf, kami harus bersikap," lanjutnya.

Lelaki asal Sulawesi Selatan itu pun memberi pesan kepada para pecinta musik untuk lebih bijak lagi jika membuat cover "Akad" untuk keperluan komersil.

"Jadi saya imbau ke teman-teman yang belum bertindak, kayak di YouTube, sudah banyak banget yang sudah meraup keuntungan mungkin. Biar kami tertibkan saja sih. Mohon dibantu apresiasi kami, biar lebih bijak lagi," tambahnya.

Lebih jauh, Is mengaku tak akan segan mendatangi musisi yang telah terlanjur membawakan "Akad" dengan tujuan meraup keuntungan.

"Bagi yang sudah kadung berproduksi, tungguin kami. Kami samperin, oke?" ujar lelaki berambut keriting itu.

Mendapat banyak komentar protes dari warganet karena melarang cover "Akad", Is lalu mengunggah video berikutnya yang berisi klarifikasi atas video pertama.

Is menilai banyak yang salah menanggapi pernyataannya di video pertama, meskipun dia sendiri senang karena pada akhirnya bisa berbagi ilmu di kolom komentar.

"Inti permasalahannya bukan saya melarang cover. Saya tidak melarang cover, semua band besar dunia pun pernah mengcover seseorang atau musisi lain," kata dia.

Namun, karena urusannya untuk kebutuhan diproduksi lalu dijual, Is meminta pihak yang membuat cover lagu meminta izin terlebih dahulu. Menurutnya, jika tidak berizin maka dipastikan ilegal.

"Kalau ada yang cover di YouTube atau segalam macam, yang penting ada kredit," kata dia, sembari menekankan lagi bahwa 'ancaman'-nya itu difokuskan kepada yang berproduksi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI