Saya bayangkan Asma binti Abu Bakr, yang dalam keadaan hamil tua bolak balik mendaki gua tsur yang tinggi dan curam untuk memberi makan ayah dan Nabi Muhammad saat mereka sedang bersembunyi. Sedangkn saya? Semua jalan lurus-lurus saja. Kalau mendaki pun biasanya ada tangga.
Saya bayangkan Siti Hajar bolak balik sendirian jalan kaki dari Shofwa dan Marwa. Sedangkan saya, Duh malunya, kursi roda tersedia dimana-mana untuk mereka yang membutuhkan.
Rasanya tak patut bagi saya menjadikan 'alasan kehamilan' saya yang insyaAllah saya rasakan sehat ini menjadi alasan untuk tak berhaji.
Baca Juga: Sedih, Lelaki Ini Menikah dengan Tunangannya yang Meninggal
Rangkaian ibadah haji ini pun saya rasakan sebagai totalitas penghambaan, kesungguhan dan keberserahan... Maka di akhir kepulangan saya menuju Indonesia, saya hanya berharap dengan segala keterbatasan fisik dan pemahaman , semoga Allah anugerahi haji yang mabrur..
Dan anak ini.. semoga kelak menjadi cerita indah untuknya. Bahwa ibunya dan ia pernah bersama-sama dalam rangkaian ibadah yang indah ini. Pernah saling menguatkan dan saling menyabarkan dalam meniti jalan keimanan. semoga terus seperti itu ya, Nak!".