2. Chef Juna
Sama seperti Ridho, apa yang dialami pemilik nama asli Juna Rorimpandey ini juga terjadi saat masih duduk di bangku SMA. Kisah Juna ini sebetulnya sudah banyak dibahas oleh media.
Namun, saat kami menyinggungnya kembali, Juna menolak menceritakan lebih detil. Lelaki yang mengoleksi banyak tato itu sudah ingin melupakan kejadian nahas tersebut karena tak patut ditiru.
"Itu kan pengalaman saya zaman dulu. Itu tahun 90, semua orang juga tau, masih bandel waktu masih muda," kata Juna ditemui beberapa waktu lalu di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Baca Juga: Raisa-Hamish Daud Sempat Bercanda Saat Ritual Suap-suapan
Juna memang mengakui pernah overdosis. Namun dia membantah menjadi pecandu narkoba. Waktu itu, Juna hanya hanya iseng-iseng mencoba, meskipun nyaris berujung maut.
"Saya dulu nggak ketergantungan mas cuma iseng aja, ya kan overdosis zaman dulu masih SMA. Udah ada di google juga, udah jangan diangkat lagi yang begituan udah lama banget," ujarnya menuturkan.
Juna pernah mengakui masa mudanya memang sangat kelam. Gara-gara narkoba, dia juga nyaris ditangkap polisi. [Wahyu Tri Laksono]
3. Roger Danuarta
Baca Juga: Sah! Raisa-Hamish Daud Resmi Menikah
Apa yang dialami Roger agak berbeda dengan Ridho dan Juna. Pada pertengahan Februari 2014, tiba-tiba publik dihebohkan lewat kabar ditemukannya Roger dalam keadaan meninggal di sebuah mobil gara-gara overdosis.
Belakangan diketahui, itu cuma kabar hoax. Saksi yang melihatnya di lokasi kejadian mengira Roger meninggal dunia karena tak sadarkan diri ketika ditemukan. Apalagi di tangannya masih tertancam jarum suntik.
"Sebenarnya waktu itu cuma masih dalam pengaruh saja sih jadi bukannya meninggal. Cuma dikira tapi itu sebenarnya cuma masih dalam pengaruh (narkoba) saja sih," kata Roger mengenang.
Sama seperti Juna, Roger juga malas mengingat masa-masa itu. Bagi artis yang pernah dikabarkan berpacaran dengan Sheila Marcia ini, yang penting sekarang dia sudah bebas dari narkoba.
Roger juga menghimbau kepada semua orang, terutama anak-anak muda agar hati-hati dalam pergaulan. Secara tak sadar, kata dia, jika tak bisa membentengi diri, bakal mudah terpengaruh hal-hal negatif, termasuk praktek penyalahgunaan narkoba.
"Karena pergaulan juga karena kurang pengetahuan soal bahayanya. Selama ini yang kita tahu di Indonesia, itu bahaya-bahaya jangan coba-coba sama sekali. Tapi saat masih muda, pada masa-masanya penasaran ya karena kurang pengetahuan jadi gampang kali ya jatuh," ujarnya.
Akibat perbuatannya, Roger masuk persidangan. Dia mendekam di panti rehabilitasi Lido Sukabumi, Jawa Barat selama tujuh bulan. Pada 17 Februari 2015, dia baru menghirup udara bebas.
"Setelah dari rehabilitasi itu kan di situ banyak sekali ya yang aku dapatkan. Tauma nggak sih. Mungkin lebih dianggap sebagai pelajaran saja sih pelajaran yang baik dalam pergaulan dan lain-lainnya," katanya.
Satu hal yang sangat disyukurinya adalah orang-orang terdekat dan fans tak meninggalkannya di masa-masa itu. Mereka terus mendukung hingga dia kembali lagi ke panggung hiburan.
Roger juga tak tahu bagaimana nasibnya jika di hari itu dirinya tak ditemukan oleh warga di dalam mobil yang terparkir di pinggir jalan. Mungkin saja, nyawanya saat itu tak bisa diselamatkan.
"Terima kasih juga kepada semua instansi kepolisian dari kejaksaan dan juga dari rehabilitasinya. Mereka sangat membantu banget sampai akhirnya bisa seperti sekarang inilah," ujarnya.
"Jadi kalau saran aku, apa ya. Mungkin kalau lewat wawancara saja nggak cukup. Panjang kali, hehehe. Intinya saran aku buat teman-teman lain ya hidup ini adalah pilihan jadi pilihlah hidup gitu," katanya menututup wawancara. [Puput Pandansari]