Interview: Kisah Gila Chef Juna Arungi Himalaya Sendirian

Sabtu, 02 September 2017 | 08:44 WIB
Interview: Kisah Gila Chef Juna Arungi Himalaya Sendirian
Juna Rorimpandey alias Chef Juna. [suara.com/Wahyu Tri Laksono]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lelaki ganteng yang dikenal dengan sikap ‘dingin’ dan tegasnya, Juna Rorimpandey atau akrab disapa Chef Juna punya hobi berpetualang di alam terbuka.

Petualangan itu tak seperti kebanyakan orang yang memilih mengarungi gunung dengan jalan kaki maupun menyelam di air laut.

Juri Master Chef ini memilih mendaki gunung pakai motor besar atau moge. Kegiatan ini sudah dijalaninya sejak ia masih muda.

Lelaki berdarah Manado berusia 42 tahun ini sengaja ingin mencari ketenangan serta mendapatkan kisah baru dalam setiap perjalanannya.

Koki spesialis masakan Jepang dan Prancis ini melakukan petualangan ke gunung dengan motor gede rutin setahun sekali.

Banyak pengalaman yang didapatnya selama melakukan kegiatan menantang itu. Dihampiri serigala yang kelaparan sudah pernah ia rasakan ketika mendaki Himalaya tahun 2014.

Berikut wawancara Juna saat ditemui Suara.com di Jakarta, baru-baru ini.

S: Kalau liburan sukanya menghabiskan waktu kemana?

J: Liburan, biasanya beda-beda tempat. Yang penting tempatnya outdoor dan belum pernah didatangin. Tapi saya biasanya motoran. Jadi memang itu harus nge-charge energi.

S: Kegiatan outdoor naik motor yang kayak gimana?

J: Di dalam negeri ada, di luar ada. Kemarin Juli saya baru ke Himalaya selama 12 hari naik motor.

S: Kenapa Himalaya, itu kan gunung ?

J: Itu gunung terpanjang yang melewati lima negara. Itu yang bikin saya penasaran. Saya lewat India Utara. Puncaknya di Afrika 5000 mdpl.

S: Itu motor bisa sampai atas sana chef, track-nya gimana?

J: Ketinggian 5000 mdpl itu yang masih bisa dilewatin motor. Karena sekarang jalannya sudah lumayan enak ya.

Beberapa titik udah diaspal, paling beberapa (medan) sulit. Masih ada air, batu, ngelewatin sungai gitu dan padang pasir, itu aja sih.

S: Apa tantangannya mengarungi gunung pakai motor di Himalaya?

J: Kebetulan jalur yang saya lewati kemarin itu daerah konflik semua. Kashmir konflik sama Pakistan, Tibet sama china. Seru sih.

S: Wah, seru berpetualang di kawasan konflik tidak khawatir terjebak tuh Chef?

J: Terjebak sih, enggak. Cuma pas dari bandara terus sampai Srinadhar kotanya undersiege. Bener-bener tertutup barikade kotanya pakai kawat.

Kalau bukan mobil khusus dari airport ke hotel, kita ngga boleh lewat kotanya. Karena beberapa hari sebelumnya ada minibus lewat tapi dibombardir habis sama penjaga dan mati penumpangnya.

Kita aja udah pakai mobil khusus dibuat muter-muter pas mau ke kotanya.

S: Pengalaman menantang lainnya apa Chef?

J: Saya ke sini (Himalaya) kan sudah beberapa kali lewat jalur yang berbeda. Tahun 2014 itu pernah pas saya lagi kemah ternyata ada serigala di sebelah tenda saya. 

Itu kedengarannya kayak kelaparan gitu, saya nggak bisa keluar, soalnya tenda saya ditaruh paling ujung juga.

S: Di pegunungan Himalaya pasti dingin sekali dan kurang oksigen, bagaimana Chef nyiasatinnya?

J: Iya, udah pasti dingin dan oksigennya tipis ya. Cuma saya sudah siapin mental dan fisik ya.

Soalnya banyak orang yang saya lihat baru sampai udah buru-buru ngajak pulang, itu banyak. Makanya saya nggak mau gitu.

S: Motor sendiri bawa sendiri atau gimana chef?

J: Motor nyewa di sana, merknya Royal Enfield. Lumayan badak itu motor, jadi nggak ada kerusakan masif atau gimana-gimana. Paling cuma bannya aja bocor.

S: Jalan-jalan itu sama klub motor chef?

J: Nggak pake klub malah bikin repot. Saya main motor dari tahun berapa nggak pakai klub-kluban nanti malah dikotak-kotak. Saya sama semuanya masuk dan main bareng.

S: Papasan sama orang yang naik motor juga ke sana Chef?

J: Iya pasti, karena lumayan banyak yang kesana. Terus banyak yang halusinasi karena kekurangan oksigen.

Ya, saya ketawa aja buat hiburan, daripada ikutan halusinasi. Sejauh ini sih saya nggak pernah.

S: Apa yang didapat dari perjalanan ke gunung menggunakan motor?

J: Ketenangan batin sih pasti yang saya cari. Tapi saya udah pernah ke sana 2014 sangat sengsara.

Tapi balik lagi, balik lagi. Karena mau tenang dan suasana alamnya yang beda. Auranya beda. Tapi kemarin yang 2017 kurang sengsara, makanya masih penasaran mau balik lagi.

Karena tahun 2014 itu sampai minus berapa suhunya, tapi 2017 cuma 5 derajat.

S: Mau kemana lagi?

J: Banyak sepertinya, yang sudah di schedule adalah Nepal, Bhutan dan Tibet. Syukur-syukur bisa ke Mongolia. Ya, mencari kesengsaraan, peaceful dan alam yang beda.

S: Berburu kuliner juga dong, Chef?

J: Pastinya sih, saya mencari dan mencoba semua makanan di sana, kan saya ngga picky.

S: Terakhir, apa Chef punya koleksi motor di rumah?

J: Saya nggak koleksi motor besar. Punya cuma satu, Harley Davidson.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI