Interview: Tanta Ginting Kecewa Tora Sudiro Diperlakukan Kriminal

Sabtu, 05 Agustus 2017 | 09:54 WIB
Interview: Tanta Ginting Kecewa Tora Sudiro Diperlakukan Kriminal
Tanta Ginting. [Suara.com/Ismail]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aktor Tanta Ginting mengaku miris setelah banyak artis tersangkut kasus penyalahgunaan psikotropika dan narkotik.

Sebut saja yang belum lama ini tertangkap polisi seperti Iwa K, Pretty Asmara, Ammar Zoni dan terakhir pasangan suami istri Tora Sudiro dan Mieke Amalia.

Fenomena artis-artis jatuh di kubangan penyalahgunaan psikotropika dan narkotik sebetulnya bukan hal yang baru. Profesi mereka sangat mudah bersentuhan dengan barang haram itu.

Bintang film “Berangkat” itu tak menampik beberapa kali ditawari menggunakan narkotik dengan iming-iming macam-macam.

Baca Juga: Terungkap, Tora Sudiro yang Tawari Mieke Amalia Pakai Dumolid

Namun, Tanta bukan hanya menyorot peredaran obat psikotropika dan narkotik yang sudah parah di Indonesia, dia begitu prihatin melihat para pemakai sebagai korban justru diperlakukan seperti kriminal.

Berikut petikan wawancara Tanta dengan Suara.com, tak lama setelah Tora dan Mieke ditangkap polisi.

S: Kamu punya pengalaman ditawari obat terlarang atau narkoba?

T: Pernah beberapa kali (ditawari obat terlarang dan narkoba) tapi justru sebelum jadi aktor.

S: Bagaimana cara menolaknya saat itu?

Baca Juga: Langgar UU Psikotropika, Tora Sudiro Terancam 5 Tahun Bui

T: Ya, tidak menerimanya karena kebetulan memang nggak butuh.

S: Waktu itu modus ditawarinya bagaimana mas Tanta?

T: Biasanya ya orang random saja, ada yang datang nawarin barang jualannya selayaknya penjual asongan.

S: Gimana kamu waktu itu menolaknya?

T: Kalau menurut aku sih bukan masalah nolak. Tapi cara menempatkan diri dalam pergaulan. Pastikan kita punya prinsip yang kuat untuk tidak memakai narkoba.

Kalau kita sudah menunjukkan bahwa kita bukan pemakai, nggak akan ada juga tawaran-tawaran itu. Istilahnya orang tidak akan menjual tongkat ke orang yang nggak pincang.

S: Kamu sendiri merasakan tidak, bagaimana mudahnya mendapat obat psikotropika di dunia hiburan?

T: Setelah berada di dalam dunia hiburan, yang gue liat sebenarnya untuk pakai obat penenang itu bukanlah hal yang marak atau biasa.

Tapi itu adalah hal yang lebih sering diliput media ketimbang perbuatan-perbuatan baik dan amal orang-orang yang di dunia hiburan.

Karena apa? Ya kurang tahu. Mungkin berita buruk lebih menjual ketimbang berita baik.

S:. Bagaimana membentengi diri terhadap hal-hal semacam itu?

Gini, gue belum pernah menemukan orang yang bahagia atau sehat menjadi pemakai narkoba. Hampir semua pemakai itu memiliki kekurangan fisik atau mental.

Kita harus berhenti melihat mereka seperti kriminal. Karena mereka bukan kriminal.

Tapi sayangnya banyak media yang membawa pembacanya untuk menilai para pemakai ini adalah orang jahat.

Mereka ini orang-orang yang butuh bantuan. Orang-orang yang menilai bahwa pemakai ini buruk pasti hidupnya belum pernah kena penyakit anxiety disorder, depresi, atau penyakit mental lainnya.

Karena kita justru harus mulai menolong mereka. Karena mereka ini sakit.

Lalu Tanta mengungkapkan jika ia merasa sedih ketika melihat tayangan televisi saat Tora Sudiro dirilis ke media pada Kamis (3/7) lalu. Ia melihat bintang film "Warkop DKI Reborn" itu diperlakukan seperti kriminal.

“Mendingan kamu sebagai wartawan cari tahu yang baju merah itu siapa dan kenapa dia mengacungkan jempol di depan tora bukan justru merangkul dan membantu tora? Mendingan dia ini diviralkan,” ucap dia.

Tora Sudiro di Polres Jakarta Selatan.

Tora sendiri mengakui menggunakan obat penenang dumolid dengan alasan susah tidur. Dia telah ditetapkan sebagai tersangka karena melanggar UU Psikotropika dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara dan denda Rp100 juta.

Berbeda dengan Mieke Amalia, polisi membebaskannya dengan alasan cuma pemakai, bukan pemilik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI